Total Tayangan Halaman

Jumat, 11 April 2025

Mencegangkan Ternyata Belajar "Lepas Dahaga Ilmu", Bukan "Dahaga Gelar" Ahlul Fikri Kuliah Mahasiswa S3 UIN Ar-Raniry Ajak Mahasiswa Hayati Filsafat Pendidikan Az-Zarnuji "Petik Hikmah Kitab Ta'alim Al-Muta'alim"

Banda Aceh - Aceh (12-04-2025) Kuliah S3 Pascasarjana UIN Ar-Raniry  kembali menyita perhatian. Bukan karena gedung megah atau fasilitas canggih, melainkan karena pesan inspiratif yang disampaikan Ahlul Fikri, S.Pd.I., M.Pd, Mahasiswa presentasi artikel, menekankan pentingnya niat yang tulus dalam menuntut ilmu, melampaui ambisi semata untuk meraih gelar akademik. 

Dalam kuliah yang membahas kitab Ta'alim al-Muta'allim karya Az-Zarnuji, Ahlul Fikri mengajak para mahasiswa doktoral untuk merenungkan makna sejati pendidikan Islam.  "Jangan sampai dahaga akan gelar menutupi dahaga akan ilmu," tegasnya di hadapan para mahasiswa yang serius menyimak. 


Presentasi tersebut  tak sekadar memaparkan isi kitab Ta'alim al-Muta'allim, tetapi  juga membedah  nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.  Az-Zarnuji, seorang ulama besar, dalam kitabnya menekankan pentingnya niat ikhlas, kesungguhan, dan adab dalam menuntut ilmu.  Prof. Warul Walidin  menambahkan,  gelar akademik hanyalah konsekuensi dari proses belajar yang sungguh-sungguh, bukan tujuan utama. 


"Banyak yang mengejar gelar S3, tetapi  ketika ditanya tentang substansi ilmunya,  mereka  kesulitan menjelaskan," ungkap Prof. Warul Walidin.  Beliau menganalogikannya seperti seseorang yang haus,  kemudian minum air hanya sedikit,  lalu langsung terburu-buru pergi,  padahal dahaganya belum terpuaskan. 

Kajian ini menambah suasana kampus UIN Ar-Raniry Banda Aceh semarak dengan nuansa intelektual yang kental.  Bukan sekadar hiruk pikuk perkuliahan biasa, namun sebuah pengingat mendalam tentang esensi menuntut ilmu.  Ahlul Fikri,  dengan bimbingan Prof. Dr. Warul Walidin AK., menghadirkan  kajian filsafat pendidikan Islam yang unik dan inspiratif,  berangkat dari kitab klasik Ta'alim Al-Muta'alim karya Imam Az-Zarnuji.  Lebih dari sekadar pemaparan teks, presentasi ini  mengajak para mahasiswa untuk merenungkan kembali niat dan tujuan mereka dalam mengejar pendidikan tinggi. 

Ahlul Fikri dalam presentasinya yang memikat perhatian para hadirin.  Ia menekankan pesan inti dari Ta'alim Al-Muta'alim yang sering terlupakan di tengah derasnya arus  pengejaran status sosial.  Kitab karangan Imam Az-Zarnuji yang ditulis abad ke-15 ini, menurut Ahlul Fikri,  merupakan  pedoman komprehensif bagi para penuntut ilmu, bukan hanya sekadar panduan praktis, tetapi juga  refleksi spiritual yang mendalam. 

Az-Zarnuji, melalui karyanya,  tidak hanya memberikan instruksi teknis tentang bagaimana cara belajar yang efektif – mulai dari memilih guru yang tepat hingga tata cara menghafal –  namun juga menekankan pentingnya niat yang ikhlas dan tulus.  Mencari ilmu semata-mata demi memperoleh gelar atau status sosial, menurut pandangan Az-Zarnuji,  merupakan tindakan yang sia-sia dan bahkan berbahaya.   

"Bayangkan, kita mengejar gelar doktor hanya untuk dipamerkan, untuk  meningkatkan gengsi, atau mendapatkan posisi yang lebih tinggi.  Apakah itu benar-benar mencerminkan semangat menuntut ilmu yang sejati?"  tanya Ahlul Fikri retoris, mengundang renungan dari para mahasiswa.  Ia melanjutkan,  "Az-Zarnuji mengingatkan kita bahwa ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diiringi niat yang tulus untuk mengabdi kepada Allah SWT dan  memberikan manfaat bagi sesama." 

Presentasi Ahlul Fikri  tidak sekadar membacakan terjemahan Ta'alim Al-Muta'alim.  Ia  dengan mahir  mengabungkan  pemahaman teks klasik dengan konteks kekinian.  Ia  mengungkapkan bagaimana  nilai-nilai yang diajarkan Az-Zarnuji, seperti  kesabaran, ketekunan,  dan  kejujuran,  masih sangat relevan  dalam menghadapi tantangan pendidikan di era modern.  Bahkan,  di tengah  kemajuan teknologi informasi yang luar biasa,  pesan-pesan  Az-Zarnuji tentang pentingnya memilih guru yang berkualitas dan  mencari ilmu dari sumber yang terpercaya,  tetap  sangat relevan. 

Prof. Dr. Warul Walidin AK., sebagai pembimbing Ahlul Fikri,  menambahkan  perspektifnya  dengan menekankan pentingnya  mengembangkan  intelektualitas  yang  berbasis  nilai-nilai  agama.  Menurutnya,  pengejaran ilmu pengetahuan  tidak boleh dipisahkan dari  pengamalan nilai-nilai  keislaman.  "Kita  harus  menjaga  integritas  dan  akhlak  dalam  mengejar  ilmu,"  ujarnya.  Ia  menganggap  presentasi Ahlul Fikri  sebagai  suatu  upaya  yang  sangat  berharga  untuk  mengingatkan  para  mahasiswa  tentang  esensi  pendidikan  yang  sesungguhnya. 

Ridwan, S. Pd. I., MA., M. Pd salah seorang mahasiswa kuliah S3 mengaku haru, "ini  tidak hanya  bermanfaat  bagi  para  mahasiswa  S3, tetapi juga  menjadi  inspirasi  bagi  seluruh  civitas akademika UIN Ar-Raniry, bahkan masyarakat luas.  Presentasi ini  menjadi  suatu  peristiwa  unik,  di mana  kajian  filsafat  pendidikan  Islam  disampaikan  dengan  cara  yang  menarik  dan  menginspirasi,  jauh  dari  kesan  kaku  dan  formal.  Para  mahasiswa  diajak  untuk  tidak  hanya  mencari  gelar  akademik, tetapi  juga  mencari  kebaikan  dan  hikmah  dari  proses  menuntut  ilmu" pungksnya. 

Ridwan menambahkan "Di penghujung presentasi,  suasana menjadi lebih hangat dan interaktif.  Para mahasiswa  aktif bertanya dan berdiskusi dengan Ahlul Fikri dan Prof. Warul Walidin.  Pertanyaan-pertanyaan  yang  diajukan  menunjukkan  betapa  presentasi  tersebut  telah  mendorong  mereka  untuk  merenungkan  kembali  tujuan  dan  niat  mereka  dalam  mengejar  pendidikan  tinggi". 

Keberhasilan kuliah S3 ini  bukan  hanya  terletak  pada  ketajaman  analisis  dan  pemahaman  kitab Ta'alim Al-Muta'alim, tetapi  juga  pada  kemampuan  Ahlul Fikri  untuk  menghubungkan  teks  klasik  dengan  realita  kehidupan  sekarang.  Ia  telah  berhasil  mengingatkan  kita  semua  bahwa  pendidikan  yang  sesungguhnya  bukan  hanya  tentang  gelar,  tetapi  tentang  transformasi  diri  dan  pengabdian  kepada  Allah  SWT  dan  umat.  Kuliah ini  menjadi  suatu  peristiwa  yang  berharga,  mengingatkan  kita  pada  esensi  pengejaran  ilmu  yang  benar-benar  bermakna.  Semoga  inspirasi  ini  terbawa  oleh  para  mahasiswa  dan  menjadi  motivasi  dalam  menjalani  perjalanan  akademik  mereka.

2 komentar: