Total Tayangan Halaman

Jumat, 14 Maret 2025

Konsep Filosofi Malakah dan Insight: Suatu Analisis Komparatif dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Agama Islam Program Doktoral

Filsafat pendidikan agama Islam (PAI) senantiasa berupaya merumuskan kerangka berpikir yang komprehensif untuk membentuk insan kamil. Dalam konteks ini, pemahaman mendalam terhadap konsep-konsep kunci yang relevan menjadi sangat penting.  Tulisan ini akan melakukan analisis komparatif atas dua konsep kunci, yakni malakah (dalam tradisi Islam) dan insight (dalam tradisi Barat), untuk mengungkap potensi dan implikasinya dalam konteks program doktoral Filsafat PAI.  Analisis ini akan mengeksplorasi persamaan, perbedaan, serta implikasi praktis kedua konsep tersebut dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran di tingkat doktoral. 
Konsep Malakah dalam Tradisi Islam: 
Malakah, sering diterjemahkan sebagai potensi, kapasitas, atau kemampuan, merupakan konsep sentral dalam epistemologi dan pendidikan Islam.  Ia mengacu pada suatu kemampuan yang tertanam dalam diri manusia yang dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran dan latihan yang berkesinambungan.  Malakah bukan sekadar pengetahuan teoretis, tetapi lebih menekankan pada penguasaan praktis dan keterampilan yang terinternalisasi.  Dalam konteks PAI, malakah meliputi penguasaan ilmu-ilmu agama, pemahaman prinsip-prinsip keislaman, serta kemampuan untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.  Proses pengembangan malakah menekankan pada aspek latihan ( muraja'ah), refleksi ( tafakkur), dan kontemplasi ( tadabbur) untuk mencapai pemahaman yang mendalam dan internalisasi nilai-nilai keagamaan.  Malakah yang ideal adalah kemampuan untuk berpikir kritis, bertindak bijak, dan berperilaku terpuji berdasarkan ajaran Islam.  Pada tingkat program doktoral, malakah diwujudkan dalam kemampuan melakukan riset independen, menulis disertasi secara kritis dan analitis, serta berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan PAI. 
Konsep Insight dalam Tradisi Barat: 
Insight, dalam perspektif filsafat Barat,  berkaitan dengan pemahaman mendalam dan intuitif terhadap suatu realitas.  Ia bukan sekadar pengetahuan deklaratif, tetapi merupakan pemahaman yang menyeluruh dan terintegrasi yang diperoleh melalui proses refleksi, penemuan, dan penghayatan.  Insight seringkali diasosiasikan dengan intuisi dan pencerahan, sebuah "kilasan" pemahaman yang tiba-tiba muncul setelah periode refleksi yang mendalam.  Dalam konteks pendidikan, insight menjadi tujuan pembelajaran, di mana mahasiswa tidak hanya mengumpulkan informasi tetapi juga mengembangkan kemampuan untuk memahami secara mendalam makna dan implikasi dari informasi tersebut.  Pada program doktoral, insight diwujudkan dalam kemampuan untuk merumuskan masalah riset yang inovatif, mengembangkan kerangka teoritis yang orisinal, dan memberikan kontribusi baru pada bidang studi PAI.  Berbeda dengan malakah yang lebih menekankan pada aspek praktis dan keterampilan, insight menekankan pada aspek pemahaman konseptual dan teoretis yang mendalam. 
Analisis Komparatif: 
Meskipun tampak berbeda secara terminologi dan konteks historis, terdapat kesamaan mendasar antara malakah dan insight.  Keduanya menekankan pada pemahaman yang mendalam, bukan sekadar pengetahuan permukaan.  Baik malakah maupun insight membutuhkan proses pembelajaran yang intensif dan berkelanjutan, yang melibatkan refleksi, analisis, dan sintesis informasi.  Keduanya juga merupakan tujuan pembelajaran yang penting, yang harus dicapai oleh mahasiswa di tingkat doktoral untuk mengembangkan kompetensi akademik dan intelektual yang tinggi. 
Perbedaan utama terletak pada pendekatan dan penekanannya.  Malakah lebih menekankan pada aspek praktis dan keterampilan,  mengarahkan pada kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan dalam kehidupan nyata.  Insight, di sisi lain, lebih menekankan pada aspek pemahaman konseptual dan teoretis yang mendalam, menuju penemuan pengetahuan baru dan inovasi.  Namun, perbedaan ini tidak bersifat mutlak.  Malakah yang sempurna tetap membutuhkan pemahaman konseptual yang mendalam (insight), sementara insight yang sejati akan mendorong pengembangan malakah yang lebih efektif. 
Implikasi dalam Filsafat Pendidikan Agama Islam Program Doktoral: 
Analisis komparatif ini memiliki implikasi penting dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran di program doktoral Filsafat PAI.  Kurikulum harus dirancang untuk mengembangkan baik malakah maupun insight mahasiswa.  Hal ini dapat dicapai melalui pendekatan pembelajaran yang terintegrasi, yang menggabungkan pembelajaran teori dengan praktik,  refleksi dengan analisis, dan kontemplasi dengan penemuan.  Metodologi riset yang digunakan juga harus mendukung pengembangan kedua konsep ini.  Penelitian yang dilakukan harus memiliki relevansi praktis, namun juga mampu memberikan kontribusi teoretis yang orisinal. 
Penguasaan metodologi riset kuantitatif dan kualitatif menjadi penting,  sejalan dengan tujuan pengembangan malakah dalam praktik riset. Sementara itu, bimbingan intensif dari dosen pembimbing sangat krusial untuk membantu mahasiswa mencapai insight dalam memahami permasalahan riset dan mengembangkan kerangka teoritis yang koheren.  Diskusi dan seminar akademik juga berperan penting dalam mempertajam kemampuan berpikir kritis dan analitis,  sekaligus  mendorong terwujudnya insight dan malakah yang optimal. 
Kesimpulan: 
Konsep malakah dan insight, meskipun berasal dari tradisi yang berbeda,  menawarkan perspektif yang saling melengkapi dalam pengembangan program doktoral Filsafat PAI.  Integrasi kedua konsep ini dalam kurikulum dan pembelajaran akan menghasilkan lulusan yang tidak hanya memiliki pemahaman teoretis yang mendalam, tetapi juga mampu mengaplikasikan pengetahuannya secara efektif dalam kehidupan nyata serta berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan PAI secara lebih luas.  Pentingnya keseimbangan antara malakah dan insight perlu selalu diperhatikan dalam proses pendidikan untuk menciptakan lulusan yang  memiliki kompetensi yang komprehensif dan berdaya guna bagi umat dan peradaban. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar