Dua mahasiswa, Muhammad Yani, S.Pd.I., M.A., dan Maqfirah, S.Pd.I., M.A., mempresentasikan artikel jurnal mereka yang menarik perhatian. Muhammad Yani memaparkan hasil penelitiannya tentang kisah Nabi Ibrahim A.S. dalam konteks pembelajaran kontekstual. Ia menekankan pentingnya metode observasi dan pembelajaran langsung dalam menanamkan nilai-nilai keimanan dan keteladanan dari kisah perjuangan Nabi Ibrahim A.S. dalam mencari Tuhan.
"Kisah Nabi Ibrahim A.S., yang begitu kaya dengan nilai-nilai keteguhan iman, kesabaran, dan ketaatan kepada Allah, sangat relevan untuk diaplikasikan dalam pembelajaran kontekstual," ujar Muhammad Yani dalam presentasinya. Ia menjelaskan bagaimana metode observasi dapat membantu peserta didik untuk memahami konteks sejarah dan budaya pada masa Nabi Ibrahim A.S., sedangkan pembelajaran langsung dapat melibatkan peserta didik dalam aktivitas yang mensimulasikan perjuangan dan tantangan yang dihadapi Nabi Ibrahim A.S. Misalnya, melalui kegiatan diskusi, role-playing, atau proyek penelitian kecil yang berkaitan dengan tema tersebut.
Sementara itu, Maqfirah, dalam presentasinya, mengangkat kisah Nabi Musa A.S. dan Nabi Khidir A.S. sebagai bahan pembelajaran kontekstual. Ia menekankan pentingnya pembelajaran yang menghubungkan kisah-kisah tersebut dengan realitas kehidupan para siswa. "Kita harus mampu menunjukkan relevansi kisah Musa dan Khidir dengan permasalahan dan tantangan yang dihadapi generasi muda saat ini," terang Maqfirah. Ia memberi contoh bagaimana kisah tentang kesabaran Musa A.S. dalam menghadapi Fir'aun dapat dikaitkan dengan bagaimana siswa menghadapi tantangan akademik dan sosial di sekolah. Begitu pula hikmah dari pertemuan Musa A.S. dengan Khidir A.S. dapat diaplikasikan untuk memahami pentingnya ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup.
Presentasi kedua mahasiswa tersebut memicu diskusi antusias di antara peserta kuliah. Prof. Sri Suyanta memberikan arahan dan masukan yang berharga, menekankan pentingnya pendekatan pedagogis yang inovatif dan kreatif dalam menyampaikan nilai-nilai agama Islam kepada generasi muda. Beliau juga mendorong para mahasiswa untuk terus mengembangkan penelitian dan aplikasinya dalam dunia pendidikan.
Salah seorang peserta kuliah, Ridwan, S.Pd.I., M.A., M.Pd., yang juga menjabat sebagai Kepala SMP Swasta Darun Nizham, mengaku sangat terinspirasi oleh presentasi tersebut. "Saya merasa tertantang untuk lebih gigih, kreatif, dan inovatif dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah saya," ujarnya. Ia berharap dapat mengimplementasikan metode pembelajaran kontekstual yang telah dibahas dalam kuliahnya untuk meningkatkan pemahaman dan penghayatan siswa terhadap nilai-nilai agama Islam.
Sentimen serupa diungkapkan oleh 10 mahasiswa lainnya. Mereka mengaku terinspirasi untuk mengaplikasikan pendekatan pembelajaran yang lebih inovatif dan relevan dengan kehidupan siswa. Mereka melihat bahwa kuliah tersebut bukan hanya sekadar transfer ilmu, tetapi juga sebagai wahana untuk berbagi pengalaman dan inspirasi dalam meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan di sekolah masing-masing. Kuliah yang berlangsung santai di tengah keramaian MK Resto Premium, justru terasa lebih intim dan memungkinkan diskusi yang lebih bebas dan mendalam.
Kuliah Tafsir Hadits Tarbawi ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan agama Islam dapat disampaikan dengan cara yang menarik dan inspiratif. Dengan pendekatan kontekstual dan metode pembelajaran yang inovatif, diharapkan generasi muda dapat lebih memahami dan menghayati nilai-nilai ajaran Islam, sehingga mampu menjadi pribadi yang beriman, berakhlak mulia, dan berkontribusi positif bagi bangsa dan negara. Suasana santai di MK Resto Premium tidak mengurangi fokus dan kedalaman diskusi, justru menjadi suasana yang mendukung proses belajar mengajar yang efektif dan inspiratif. Semoga kisah-kisah para Nabi yang dikaji dalam kuliah ini dapat menjadi sumber inspirasi bagi para pendidik dalam membentuk generasi emas Indonesia yang berkarakter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar