Ahlul Fikri menekankan pentingnya desain tes yang baik, menjelaskan secara detail bagaimana membuat pengecoh (distractor) yang efektif – minimal berfungsi 5% – dan bagaimana menghitung daya pembeda butir soal. Ia menggambarkannya bagai seni, bagaimana merangkai butir-butir soal sedemikian rupa agar mampu membedakan siswa yang memiliki pemahaman tinggi dengan siswa yang pemahamannya masih rendah. Rumus menghitung daya pembeda – dua kali jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar dikurangi jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar, dibagi jumlah keseluruhan siswa – yang terlihat kompleks, disajikan dengan cara yang sederhana dan aplikatif. Peserta kuliah pun antusias bertanya, memperlihatkan betapa terpesonanya mereka dengan materi yang disampaikan.
Sesi berikutnya, yang dibawakan oleh Maqfirah, S.Pd.I., MA, berfokus pada distribusi dan frekuensi data. Maqfirah, dengan gaya penyampaian yang sistematis dan terstruktur, menjelaskan secara gamblang konsep distribusi frekuensi, cara membuat tabel distribusi frekuensi, dan bagaimana menginterpretasikan data tersebut. Ia tidak hanya berhenti di rumus-rumus statistik, tetapi juga menekankan pentingnya visualisasi data. Dengan diagram batang, histogram, dan poligon frekuensi, ia memperlihatkan bagaimana data statistik bisa “berbicara” dengan sendirinya, memperlihatkan tren dan pola yang tersembunyi di balik angka-angka. Maqfirah juga menjelaskan secara detil bagaimana menghitung panjang kelas dan mengidentifikasi kelas terbesar dalam distribusi frekuensi, membuka jalan bagi para peserta untuk melakukan analisis data yang lebih mendalam dan komprehensif.
Namun, kejutan terbesar dari kuliah ini bukanlah hanya pada materi yang disampaikan, tetapi juga pada cara penyampaian dan suasana yang tercipta. Kuliah yang intens dan mendalam ini diselingi oleh jeda shalat berjamaah dan makan siang bersama di restoran Cut Mun Lamnyong, sebuah restoran terbuka yang indah dengan pemandangan alam Banda Aceh yang menawan. Bayangkan: setelah bergelut dengan angka-angka dan rumus statistik, para peserta kuliah, dosen, dan profesor-profesor bersantai menikmati hidangan khas Aceh yang lezat. Suasana makan siang bersama tersebut bukan sekadar makan biasa. Ia menjadi ajang pertukaran ide, kolaborasi antar peserta, dan percakapan informal yang hangat dengan para profesor, termasuk Ketua Prodi S3.
Salah seorang peserta kuliah yang paling berkesan adalah Ridwan, S.Pd.I., MA., M.Pd., mahasiswa program doktor (S3) Kelas Kerjasama AGPAI dengan Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh yang berasal dari Aceh Jaya dan juga menjabat sebagai Kepala SMP Swasta Darun Nizham. Ia mengaku terinspirasi untuk terus berinovasi dalam dunia pendidikan setelah mengikuti kuliah tersebut. "Kuliah ini bukan hanya memberikan saya pengetahuan tentang statistik pendidikan, tetapi juga inspirasi untuk terus belajar dan berkreasi," ungkap Ridwan. "Suasana kuliah yang spektakuler, diselingi dengan shalat berjamaah dan makan siang bersama, membuat kuliah ini menjadi pengalaman yang sangat berkesan dan menyenangkan. Saya merasa terdorong untuk terus mengembangkan diri dan menerapkan ilmu yang saya peroleh untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah saya."
Lebih lanjut Ridwan menambahkan, “Kuliah ini sangat nyaman dan menyenangkan, memadukan tugas publikasi artikel dengan kolaborasi yang berkelas. Bisa bercengkrama langsung dengan dosen-dosen dan profesor lainnya, sungguh berharga.” Ia juga menyebutkan beberapa menu khas Aceh yang disajikan, antara lain sambal udang, Ayam tengkurap, dan Kuah Beulangong Raja, menambah kenangan indah selama mengikuti kuliah tersebut.
Kisah Ridwan mencerminkan semangat dan inovasi yang diilhami oleh kuliah yang tidak biasa ini. Kuliah Evaluasi dan Statistik Pendidikan di UIN Ar-Raniry tidak hanya mengajarkan tentang angka-angka, tetapi juga mengajarkan tentang kolaborasi, inovasi, dan pentingnya menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan inspiratif. Ini adalah bukti nyata bahwa pendidikan yang berkualitas tidak harus selalu kaku dan membosankan, tetapi dapat dikemas dengan cara yang kreatif dan menarik, sehingga mampu memotivasi peserta didik untuk terus belajar, berkreasi, dan berinovasi, sekaligus mengembangkan potensi mereka secara optimal. Suksesnya kuliah ini menunjukkan potensi besar UIN Ar-Raniry dalam mengembangkan pendidikan yang berkualitas dan inspiratif. Semoga model kuliah yang unik dan menyenangkan ini dapat diadopsi oleh lembaga pendidikan lainnya, sehingga dunia pendidikan di Indonesia semakin semangat dan inovatif.
Lanjutkan
BalasHapus