Total Tayangan Halaman

Minggu, 25 Mei 2025

Rahasia Angket Sakti: Mengungkap Validitas dan Reliabilitas di Gedung Pascasarjana dan Tasyakur Bersama di Tengah Alam Banda Aceh

Banda Aceh, Aceh – Ruang rapat Direktur Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh biasanya dipenuhi aroma diskusi serius dan akademis. Namun, kuliah Teknik Evaluasi dan Statistik Pendidikan yang dibawakan oleh Prof. Jamaludin dan Dr. Duskri, M.Kes, tak hanya membahasa rumus-rumus statistik yang kompleks, tetapi juga menawarkan  suasana  yang tak terduga suatu perpaduan antara kedalaman kajian ilmiah dengan kesegaran alam Banda Aceh (24-05-2025). 

Kuliah yang memikat perhatian ini berpusat pada presentasi Ahlul Fikri, S.Pd.I., MA,  yang dengan piawai mengupas  pentingnya reabilitas dan validitas instrumen, khususnya angket, dalam penelitian pendidikan.  Presentasi Ahlul Fikri bukan sekadar deretan rumus dan teori statistik yang kering.  Ia berhasil menghidupkan materi yang seringkali dianggap membosankan menjadi  sebuah petualangan intelektual yang  menarik.  Bayangkan,  menemukan "rahasia" di balik angka-angka yang dapat menentukan kualitas suatu penelitian! 

Ahlul Fikri, dengan lugas dan sistematis, memaparkan konsep reabilitas dan validitas.  Reliabilitas,  menurutnya,  merupakan kunci konsistensi pengukuran.  Sebuah instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang konsisten meskipun digunakan berulang kali atau oleh peneliti yang berbeda.  Sedangkan validitas memastikan bahwa instrumen tersebut benar-benar mengukur apa yang ingin diukur.  Bayangkan sebuah mistar yang bengkok, mungkin masih bisa menunjukkan angka, tetapi hasilnya tidak valid! 

Lebih jauh lagi, Ahlul Fikri  menjelaskan teknik-teknik praktis untuk menguji reabilitas dan validitas test.  Ia  mengungkapkan  rumus-rumus yang  tampaknya rumit, namun  dijelaskan dengan  penjelasan yang  mudah dipahami.  Misalnya,  untuk menentukan tingkat kesukaran soal, Ahlul Fikri menjelaskan  bagaimana menghitung perbandingan jumlah siswa yang menjawab benar dengan jumlah siswa keseluruhan.  Angka yang ideal, menurutnya,  berada di kisaran 0,03 hingga 0,07 – angka-angka yang menyimpan  "kode rahasia" kesuksesan sebuah penelitian. 

Selain tingkat kesukaran, Ahlul Fikri juga mengupas  daya beda soal.  Ia menjelaskan bahwa daya beda soal diukur dari selisih jumlah siswa yang menjawab benar dan siswa yang menjawab salah, dibagi dengan jumlah siswa.  Suatu soal dikatakan memiliki daya beda yang baik jika angkanya berada dalam rentang 0,39 ke atas.  Penjelasan ini  membuka mata para mahasiswa tentang pentingnya  merancang soal yang  mampu membedakan siswa yang berprestasi tinggi dengan siswa yang berprestasi rendah. 

Tak berhenti di situ, Ahlul Fikri juga menekankan pentingnya  homogenitas pengecoh.  Ia menjelaskan bahwa pengecoh dalam suatu angket harus homogen,  artinya memiliki daya tarik yang seimbang,  dengan angka ideal di sekitar 0,05.  Hal ini memastikan bahwa  pilihan jawaban yang salah  tidak terlalu mudah  atau terlalu sulit  untuk dipilih, sehingga  hasil pengukuran menjadi  lebih akurat. 

Sesi tanya jawab yang dipandu oleh Dr. Duskri menjadi puncak acara.  Para mahasiswa,  terlihat begitu antusias,  mengajukan  pertanyaan-pertanyaan  kritis dan mendalam.  Diana, S.Pd.I., M.Pd., misalnya,  menunjukkan  keseriusannya  dengan menanyakan  bagaimana menentukan validitas dan reabilitas angket penelitiannya.  Pertanyaan-pertanyaan seperti ini, menunjukkan betapa pentingnya materi ini bagi para calon peneliti. 

Salah seorang peserta, Ridwan, S.Pd.I., MA., M.Pd.,  mengungkapkan kekagumannya.  Ia mengaku terinspirasi dengan penajaman kajian validitas dan reabilitas angket yang  dianggapnya paling eklusif.  “Penjabarannya begitu detail dan praktis,” ujar Ridwan.  “Sekarang saya punya  pandangan yang lebih  jelas dan percaya diri  dalam merancang  instrumen penelitian saya.” 

Namun, keunikan kuliah ini tak berhenti di ruang kuliah.  Sebagai penutup,  para peserta diajak untuk menikmati makan siang bersama di Restoran Kak Cut Bit, Blang Bintang.  Suasana alam terbuka dengan pemandangan yang indah, menjadi latar yang sempurna untuk  pertemuan santai dan  menyenangkan.  Di tengah  suasana  yang  rileks,  para peserta  bisa  berdiskusi  lebih  lanjut  tentang  materi kuliah,  saling berbagi  pengalaman, dan  membangun  jejaring  keilmuan. 

Kuliah Teknik Evaluasi dan Statistik Pendidikan bersama Prof. Jamaludin dan Dr. Duskri,  bukan  hanya sekadar  transfer ilmu statistik,  tetapi  juga  sebuah  pengalaman  belajar  yang  menyenangkan dan berkesan.  Perpaduan antara  kajian akademis  yang  mendalam  dengan  suasana  alam  yang  menyegarkan,  membuat  kuliah  ini  menjadi  unik dan  tak  terlupakan.  Semoga  inisiatif  menarik  seperti ini  dapat  terus  dilakukan  untuk  menciptakan  proses  belajar  yang  lebih  efektif  dan  menyenangkan bagi  para  mahasiswa. 

1 komentar: