
Ridwan, dikenal sebagai kepala sekolah yang tak kenal lelah, selalu berinovasi dengan prinsip kerja cerdas, kerja keras, dan kerja ikhlas. Visinya untuk membangun sekolah yang tangguh bencana telah membuahkan hasil yang mengagumkan. Ia berhasil menggandeng BPBK Aceh Jaya, Studio Central, FK Tagana Provinsi Aceh, UPTD Puskesmas Teunom, PKPR, PIKR, Unit Damkar Teunom, Tim DKC Aceh Jaya, dan sembilan sekolah mitra di tiga kecamatan (Teunom, Panga, dan Pasie Raya) untuk berpartisipasi dalam proyek ambisius ini. dengan prinsip "kerja cerdas, kerja keras, kerja ikhlas"
Visi untuk membangun sekolah yang tangguh bencana telah menular kepada berbagai lembaga, menciptakan sebuah sinergi yang mengagumkan. Mereka berkolaborasi untuk menghasilkan sebuah film yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mampu menanamkan kesadaran dan keterampilan mitigasi bencana kepada generasi muda. "Ini bukan sekadar pembuatan film," ujar Ridwan dengan penuh semangat, sorot matanya berbinar. "Ini adalah gerakan membangun kesadaran bersama untuk menciptakan satuan pendidikan yang aman bencana. Kita ingin anak-anak kita tidak hanya pintar secara akademik, tetapi juga tangguh menghadapi bencana. Kita ingin mereka menjadi generasi emas yang siap menghadapi tantangan, termasuk bencana alam."
Konfirmasi dari Kabid Kesiap Siagaan BPBK Aceh Jaya, Ismail, S.Pd., semakin memperkuat kehebohan persiapan ini. Bersama timnya, mereka telah merancang sinopsis skenario film mitigasi bencana yang fokus pada kemampuan siswa untuk menyelamatkan diri secara mandiri. "Kami sangat mendukung inisiatif Pak Ridwan," kata Ismail. "Film ini akan menjadi media edukasi yang efektif dan inovatif untuk menanamkan pemahaman mitigasi bencana sejak dini kepada para siswa. Ini adalah investasi masa depan yang sangat berharga."
Keberadaan Studio Central, sebuah rumah produksi film yang dipimpin oleh CEO Aris Suhendri, S.Ikom., semakin menambah daya tarik dan profesionalisme proyek ini. Aris, salah satu dari lima putra Aceh yang telah menempuh pelatihan di Satuan Pendididkan Aman Bencana (SPAB) di Pulau Jawa, merupakan sosok yang sangat kompeten di bidang perfilman. Ia melihat potensi besar dalam kegiatan ini, khususnya untuk menunjukkan kemampuan anak-anak desa dalam menghadapi tantangan dan mengolahnya menjadi sebuah karya yang menginspirasi.
"Saya bangga bisa berpartisipasi dalam kegiatan ini," ungkap Aris. "Ini kesempatan luar biasa untuk menciptakan film mitigasi bencana yang berkualitas, dengan sentuhan khas anak-anak desa. Kita akan menunjukkan bahwa mereka bukan hanya korban bencana, tetapi juga agen perubahan dalam upaya mitigasi bencana. Keahlian mereka akan ditampilkan, dan semangat mereka akan menjadi inspirasi bagi banyak orang."
Sembilan sekolah mitra di tiga kecamatan pun telah menerima undangan dan mengkonfirmasi kehadiran mereka dalam kegiatan syuting simulasi mitigasi bencana ini. Ratusan siswa akan berpartisipasi langsung dalam simulasi, menunjukkan kemampuan mereka dalam menghadapi berbagai skenario bencana, mulai dari gempa bumi, tsunami, hingga banjir. Mereka akan diajarkan bagaimana cara evakuasi yang tepat, pertolongan pertama, dan pentingnya kerjasama tim dalam menghadapi situasi darurat.
Kehebohan persiapan ini tak hanya soal film, tetapi lebih dari itu: sebuah gerakan nyata membangun kesiapsiagaan bencana di tingkat sekolah. Sekolah-sekolah ini tidak hanya akan memiliki film mitigasi bencana, tetapi juga kesadaran dan keterampilan untuk menghadapi bencana secara mandiri. Semoga film ini dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain di Indonesia untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan tangguh bencana. Generasi emas yang tangguh, siap selamat, dan siap berkontribusi bagi negeri, akan lahir dari inisiatif inspiratif ini.
Semua pihak yang terlibat berharap agar proses syuting simulasi mitigasi bencana ini berjalan lancar dan bermanfaat bagi generasi emas Indonesia, menciptakan generasi yang tangguh dan siap menghadapi tantangan, termasuk bencana alam. Kolaborasi yang luar biasa ini menjadi bukti nyata bahwa dengan kerja sama dan komitmen yang tinggi, kita dapat membangun masyarakat yang lebih siap menghadapi risiko bencana. Semoga film ini menjadi warisan berharga bagi Aceh dan Indonesia, menginspirasi langkah-langkah serupa di seluruh negeri.
Lanjutkan sukses buat semuanya
BalasHapus