Banda Aceh, Aceh – (12-04-2025) Bayangan perkuliahan pascasarjana yang kaku dan monoton sirna seketika di ruang kelas Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI), Pascasarjana UIN Ar-Raniry. Di sana, sebuah perkuliahan spektakuler tentang Tafsir dan Hadis Tarbawi Surat Al-Fatihah berlangsung, menciptakan pengalaman belajar yang tak terlupakan bagi para mahasiswa. Bukan hanya teori-teori kering yang dibahas, namun juga kisah Nabi Sulaiman, semut, dan burung Hud-hud yang menghidupkan pembelajaran, membuatnya jauh dari kesan akademis yang membosankan. Perkuliahan ini telah mengguncang dunia pendidikan Aceh dan menginspirasi banyak guru, sekaligus menjadi bukti nyata bahwa pembelajaran yang efektif dan inspiratif dapat tercipta dari pendekatan yang inovatif dan kreatif.
Tiga kepala sekolah handal, sebagai mahasiswa S3 Ahlul Fikri, S.Pd.I., M.Pd., Diana, S.Pd.I., M.Pd., dan Fetty Elliayani, S.Pd.I., M.Pd., menjadi arsitek di balik perkuliahan yang mencengangkan ini. Di bawah bimbingan dosen pengasuh, Prof. Sri Suyanta dan Dr. Duskri M.Kes., mereka berhasil menyulap ruangan kuliah menjadi arena pembelajaran yang interaktif, inspiratif, dan menyenangkan, jauh dari bayangan kelas-kelas pascasarjana yang seringkali dianggap monoton.
Ahlul Fikri, dengan keahliannya yang mumpuni dalam tafsir dan hadis, memulai perkuliahan dengan membedah Surat Al-Fatihah secara mendalam. Bukan hanya menjelaskan arti kata demi kata, beliau juga mengaitkan ayat-ayat suci dengan nilai-nilai kehidupan sehari-hari, membangun pondasi pemahaman yang kuat dan relevan bagi para mahasiswa. Beliau menekankan pentingnya penerapan nilai-nilai Al-Fatihah dalam proses belajar mengajar, khususnya dalam membangun karakter siswa yang berakhlak mulia. Materinya disajikan dengan pendekatan tarbawi, menekankan aspek pendidikan karakter yang terintegrasi dengan ilmu Al-Qur'an dan hadis. Penjelasannya yang lugas dan aplikatif membuat para mahasiswa terpaku, merasa seolah-olah sedang berdialog langsung dengan ayat-ayat suci.
Diana, S.Pd.I., M.Pd., kemudian mengambil alih dengan pendekatan yang unik dan memikat. Ia menghadirkan kisah Nabi Sulaiman, semut, dan burung Hud-hud sebagai media belajar yang luar biasa. Bukan hanya sekedar bercerita, Diana membedah kisah tersebut dari sudut pandang pendidikan, mengungkap nilai-nilai moral dan pelajaran berharga yang terkandung di dalamnya. Ia menjelaskan bagaimana Nabi Sulaiman mampu berkomunikasi dan belajar dari makhluk ciptaan Allah SWT yang berbeda jenis, menunjukkan betapa luasnya cakrawala ilmu pengetahuan yang dapat diakses manusia jika terbuka dan mau belajar dari alam sekitar. Penggunaan kisah Nabi Sulaiman, semut, dan burung Hud-hud sebagai media belajar bukan hanya menarik, tetapi juga efektif dalam menyampaikan nilai-nilai keteladanan, kerja sama, dan kepedulian terhadap lingkungan. Para mahasiswa terhanyut dalam kisah tersebut, merasakan betapa kaya dan inspiratifnya ajaran Islam.
Sebagai puncak dari perkuliahan spektakuler ini, Fetty Elliayani, S.Pd.I., M.Pd., mengajarkan teknik penyusunan soal HOTS (Higher Order Thinking Skills) atau soal berpikir tingkat tinggi. Beliau mengajarkan bagaimana merancang soal yang mampu menguji kemampuan berpikir kritis, analitis, dan kreatif para siswa. Hal ini sangat penting untuk mencetak generasi yang mampu memecahkan masalah kompleks dan menghadapi tantangan masa depan. Dengan kemampuan menyusun soal HOTS, para guru diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan menghasilkan output pendidikan yang lebih berkualitas. Materi ini melengkapi pemahaman para mahasiswa tentang bagaimana menerjemahkan ilmu yang telah mereka pelajari ke dalam praktik pengajaran yang efektif dan berdampak.
Dr. Duskri M.Kes., dosen pengasuh, menambahkan dimensi penting lainnya, menekankan pentingnya kisi-kisi soal sebagai patokan utama dalam proses pembelajaran. Beliau menjelaskan betapa krusialnya perencanaan yang matang dalam merumuskan tujuan pembelajaran, sehingga kisi-kisi soal menjadi pedoman bagi guru dalam mencapai tujuan tersebut. Hal ini membuat mahasiswa menyadari bahwa perencanaan pembelajaran yang sistematis dan terukur merupakan kunci keberhasilan dalam mendidik.
Salah satu mahasiswa, Ridwan, S.Pd.I., MA., M.Pd., Kepala SMP Swasta Darun Nizham, mengungkapkan perasaannya yang haru luar biasa. "Saya tak menyangka metode pembelajaran yang begitu inovatif dan inspiratif dapat diterapkan di tingkat sekolah," ujarnya, suaranya bergetar menahan haru. "Ini adalah terobosan yang luar biasa dan saya sangat berharap model pembelajaran ini dapat diadopsi secara luas." Ia menambahkan bahwa perkuliahan ini akan sangat berdampak pada sekolah yang ia pimpin, memberikan inspirasi baru dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih efektif dan menyenangkan bagi siswanya. Ia bertekad untuk menerapkan metode pembelajaran yang dipelajarinya, mengintegrasikan kisah Nabi Sulaiman dan hewan lain sebagai media belajar untuk meningkatkan semangat belajar siswa dan membangun karakter yang kuat.
Perkuliahan spektakuler ini menjadi bukti nyata bahwa pembelajaran yang efektif dan inspiratif tidak selalu bergantung pada metode konvensional. Kreativitas dan inovasi dalam merancang metode pembelajaran, dipadu dengan penguasaan materi yang mendalam dan pendekatan yang holistik, dapat menghasilkan perubahan yang signifikan dalam dunia pendidikan. Semoga perkuliahan ini menjadi inspirasi bagi para pendidik di seluruh Indonesia untuk menciptakan inovasi dalam pembelajaran dan melahirkan generasi penerus bangsa yang cerdas, kreatif, dan berkarakter, mampu menghadapi tantangan masa depan dengan bekal ilmu pengetahuan dan akhlak mulia. Perpaduan kisah Nabi Sulaiman, semut, dan burung Hud-hud dengan pemahaman Al-Fatihah dan teknik penyusunan soal HOTS telah menjadi resep sukses perkuliahan ini, membuktikan bahwa pembelajaran yang bermakna dapat tercipta dari pendekatan yang unik dan terintegrasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar