"Riset inklusi bukanlah sekadar menghitung jumlah anak berkebutuhan khusus di kelas," tegas Dr. Nashriyah di awal sesi kuliah lapangan. "Kita perlu menggali lebih dalam. Bagaimana interaksi guru dengan anak-anak berkebutuhan khusus? Bagaimana adaptasi kurikulum? Apa tantangan dan peluang yang dihadapi guru dan orang tua? Pertanyaan-pertanyaan spesifik inilah yang akan membentuk pondasi riset kita," tambahnya sembari menunjuk ke beberapa anak yang sedang asyik bermain sambil belajar.
Dr. Nashriyah, dengan gaya penyampaian yang lugas dan inspiratif, memaparkan berbagai teknik observasi yang spesifik. Teknik wawancara semi-terstruktur, teknik pengamatan partisipan, dan analisis dokumen menjadi kunci untuk mengumpulkan data yang akurat dan mendalam. Ia menekankan pentingnya memilih "spesifikasi subjek penelitian"—memfokuskan riset pada hal yang spesifik dan terukur—agar hasil riset relevan dan berpotensi untuk dipublikasikan di jurnal internasional.
Para mahasiswa pun dibekali dengan kerangka berpikir yang tajam. Dr. Nashriyah membimbing mereka dalam merumuskan pertanyaan penelitian yang terarah dan menunjukkan bagaimana data yang dikumpulkan akan menjawab pertanyaan tersebut. Bukan sekadar mengumpulkan data, mereka belajar bagaimana menganalisisnya secara sistematis dan kritis untuk menghasilkan temuan yang bermakna.
Salah satu mahasiswa S3, Ridwan, S. Pd. I., MA., M. Pd, bersama dkk. mengungkapkan kekagumannya. “Biasanya, kami hanya melakukan observasi umum. Tapi di sini, kami diajarkan untuk memfokuskan observasi, mengumpulkan data yang tepat, dan menganalisisnya secara sistematis. Ini sungguh membuka mata kami,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa bimbingan Dr. Nashriyah sangat berharga dalam mempersiapkan artikel jurnal internasional.
Pengalaman Dr. Nashriyah selama menempuh pendidikan doktoral di Belanda juga menjadi sumber inspirasi berharga bagi para mahasiswa. Ia berbagi tentang pentingnya perencanaan matang, kualitas riset yang tinggi, dan pentingnya menulis artikel ilmiah dengan bahasa yang jelas dan sistematis, khususnya dalam bahasa Inggris yang akurat dan formal. Ia juga membagikan tips dan trik untuk menulis artikel ilmiah yang memenuhi standar jurnal internasional, mulai dari pemilihan jurnal yang tepat hingga strategi revisi.
"Menulis untuk jurnal internasional membutuhkan kesabaran dan ketelitian ekstra," kata Dr. Nashriyah. "Jangan pernah takut untuk merevisi berulang kali. Cari feedback dari rekan sejawat dan dosen pembimbing. Yang terpenting, yakinlah dengan hasil riset anda."
Kuliah lapangan ini tak hanya berlangsung di PAUD Harsya Ceria. Sebagai sentuhan unik, sesi diskusi dan tanya jawab yang meriah dilangsungkan di ruang Museum UIN Ar-Raniry yang nyaman dan penuh nuansa sejarah. Di sini, mahasiswa dapat berinteraksi secara langsung dengan Dr. Nashriyah, mengajukan pertanyaan, dan saling berbagi pengalaman. Suasana santai namun akademis membuat diskusi menjadi lebih hidup dan efektif.
Dr. Nashriyah juga menekankan pentingnya pengalaman belajar di luar negeri. Namun, ia menekankan bahwa yang lebih penting adalah bagaimana mengaplikasikan ilmu pengetahuan tersebut untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Ia berharap para mahasiswa dapat menghasilkan riset yang inovatif dan berdampak bagi kemajuan pendidikan inklusif di Aceh dan Indonesia.
Kuliah lapangan yang unik dan inspiratif ini telah memberikan bekal berharga bagi para mahasiswa Doktor UIN Ar-Raniry. Mereka tak hanya mempelajari teknik riset yang jitu dan spesifik, tetapi juga terinspirasi oleh kiprah Dr. Nashriyah, yang telah membuktikan bahwa mahasiswa Indonesia mampu bersaing di kancah internasional. Semoga riset-riset mereka kelak akan memberikan sumbangan yang berarti bagi kemajuan pendidikan inklusif di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar