Kami sedang melakukan pekerjaan paling mulia, membedah kepala anak manusia tanpa merusak kulitnya. Pendidikan menjalankan fitrah keseimbangan yang murni titah rabbi bukan mengikuti keinginan manusia. Pendikan bukan untuk hidup tetapi pendidikan menata kedupan dua dunia.
Pendidikan: Lebih dari Sekadar Hidup Duniawi , Prof. Warul Walidin AK mengungkapkan diskusi yang unik tentang pendidikan dalam kuliah filsafat pendidikan terbaru. Beliau menekankan bahwa pendidikan yang bermakna harus mempersiapkan individu untuk menghadapi kedua aspek kehidupan: hidup dan mati. Kuliah tersebut mengajak refleksi mendalam tentang tujuan pendidikan yang lebih holistik.
Prof. Dr. Warul Walidin AK, pakar filsafat pendidikan, baru-baru ini memberikan kuliah umum dengan tema Filsafat Pendidikan Islam dengan pencerahan luar biasa "Pendidikan Bukan Untuk Hidup, Tetapi Pendidikan Bicara untuk Hidup dan Mati." Kuliah yang diselenggarakan di Program Doktoral Pascasarjana UIN Ar-Raniry menarik perhatian banyak mahasiswa dan praktisi pendidikan. Prof. Warul Walidin menjelaskan bahwa pendidikan yang bermakna melampaui persiapan kehidupan duniawi semata. Beliau menekankan pentingnya pendidikan dalam membentuk karakter, nilai-nilai moral, dan kesadaran spiritual yang mendorong individu menjalani hidup dan menghadapi kematian dengan bijaksana. Kuliah tersebut mengeksplorasi berbagai perspektif filosofis tentang tujuan pendidikan, peran pendidikan dalam membentuk jati diri, serta maknanya bagi kehidupan manusia secara menyeluruh.
Para peserta kuliah antusias menanggapi pemaparan Prof. Warul Walidin, mengajukan beragam pertanyaan dan berdiskusi mengenai relevansi filsafat pendidikan dalam konteks Indonesia saat ini. Acara ini dianggap sukses dalam menginspirasi para peserta untuk memikirkan kembali makna dan tujuan pendidikan yang lebih mendalam.
Prof. Warul Walidin: Pendidikan Mempersiapkan Hidup dan Mati dalam kontek ruh pendidikan Islam. Kuliah filsafat pendidikan yang baru-baru ini disampaikan, Prof. Dr. Warul Walidin AK menantang para pendengar untuk meredefinisi pemahaman mereka tentang tujuan pendidikan. Menurut beliau, pendidikan bukan hanya alat untuk mencapai kesuksesan duniawi, tetapi juga untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupan setelah kematian.
“Pendidikan yang hanya fokus pada materi dan karir, mengabaikan aspek spiritual dan moral, adalah pendidikan yang cacat,” tegas Prof. Warul Walidin di hadapan 10 mahasiswa calon doktor pendidikan Islam selaku praktisi pendidikan. Beliau mengajak peserta untuk mempertimbangkan dimensi spiritual dan etika dalam proses pendidikan, membangun karakter yang kokoh, dan menumbuhkan kesadaran akan kehidupan yang lebih luas.Kuliah tersebut menjadi momen refleksi bagi para pendengar untuk memancarkan peran pendidikan dalam membentuk individu yang holistik dan bermakna, siap menghadapi segala tantangan kehidupan, baik di dunia maupun akhirat.
Mantaap ilmu pengetahuannya
BalasHapus