Total Tayangan Halaman

Jumat, 23 Mei 2025

Inspirasi Pendidikan Inklusif Picu Gelombang Inovasi di Banda Aceh: Praktisi Pendidikan Tergerak Peduli dan Beraksi

Banda Aceh, Aceh –  Suasana hangat dan penuh semangat mewarnai kuliah Pendidikan Inklusif yang diadakan di ruang sidang pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh (23-05-2025). Kuliah yang dipandu Ibu Dosen alumni eropa Dr. Nashriah, MA Aktifis Perempuan sebagai pembicara utama ini tak hanya sekadar ceramah, melainkan  sebuah  pertemuan  yang  menggerakkan  para  praktisi  pendidikan  untuk  terus  berkarya  dan  berinovasi  dalam  mendukung  pendidikan  inklusif.  Fokus  utama  kuliah  ini  adalah  kompetensi  guru  di  kelas  inklusif,  khususnya  di  TK  Harsya  Ceria  Banda  Aceh,  yang  dimoderatori  oleh  Fetti  Eliani, S.Pd.I., M.Pd, Kepala SDN Lamreung Aceh Besar.  

Lebih dari sekadar teori, kuliah ini menghadirkan  dialog  intensif  antara  Dr.  Nashriah  dan  para  peserta  yang  terdiri  dari  guru,  kepala  sekolah,  dan  praktisi  pendidikan  lainnya.  Diskusi  yang  menarik  bermunculan,  menyingkap  tantangan  dan  peluang  dalam  menciptakan  lingkungan  belajar  yang  truly  inklusif. 

Salah satu sesi yang paling menarik adalah sesi tanya jawab.  Magfirah, S.Pd.I., MA, mengajukan pertanyaan krusial tentang motivasi guru dalam mengajar dengan sepenuh hati.  "Bagaimana cara kita memotivasi guru agar mereka tidak hanya mengajar, tetapi juga menanamkan nilai-nilai humanis dan empati dalam proses pembelajaran inklusif?" tanyanya.  Pertanyaan ini langsung direspon oleh Dr. Nashriah dengan menekankan pentingnya pengakuan atas dedikasi guru, pengembangan profesional berkelanjutan, serta menciptakan budaya sekolah yang saling mendukung. 

Diana, S.Pd.I., M.Pd,  mengajukan  pertanyaan  tentang  teknik  membimbing  siswa  inklusi.  Ia  mengungkapkan  tantangan  dalam  menangani  perbedaan  kebutuhan  belajar  siswa,  khususnya  dalam  konteks  pendidikan  anak  usia  dini.  Dr. Nashriah  menjawab  dengan  menawarkan  strategi  pembelajaran  diferensiasi  dan  pendekatan  individualisasi,  menekankan  pentingnya  mengenal  kekuatan  dan  kelemahan  masing-masing  siswa  untuk  mengembangkan  program  pembelajaran  yang  sesuai. 

Syarifah Musanna, S.Pd.I., MA,  mencari  teknik  kunci  dalam  membuat  asesmen  yang  berkeadilan  bagi  siswa  inklusi.  Ia  mengungkapkan  kesulitan  dalam  menilai  kemajuan  siswa  dengan  berbagai  kebutuhan  khusus.  Dr. Nashriah  menjawab  dengan  menekankan  pentingnya  menggunakan  berbagai  metode  penilaian  yang  beragam  dan  menyesuaikan  instrumen  penilaian  dengan  kemampuan  siswa.  Ia  menyarankan  penilaian  yang  berfokus  pada  proses  dan  hasil  belajar,  bukan  hanya  pada  angka  nilai. 

Setelah sesi tanya jawab yang inspiratif, kuliah dilanjutkan dengan presentasi tentang Kompetensi Manajemen Kepala Sekolah TK Harsya Ceria.  Kepala sekolah memaparkan hasil observasi  dengan  cara  yang  unik  dan  menarik:  melalui  pantun.  Presentasi  yang  kreatif  ini  menuai  apresiasi  dari  para  peserta. 

Sesi tanya jawab berikutnya  mengarahkan  perhatian  pada  pengalaman  lapangan.  Ahlul Fikri, S.Pd.I., M.Pd,  mengungkapkan  inspirasi  yang  diperolehnya  selama  observasi  di  lapangan,  menekankan  pentingnya  kepekaan  dan  kesabaran  dalam  mendampingi  siswa  inklusi.  Bahrullah, S.Pd.I., MA,  menambahkan  pandangannya,  memperdalam  inspirasi  untuk  menggerakkan  guru  mengajar  dengan  hati  dan  kepedulian. 

yang paling menarik presentasi Nazaruddin, S. Pd. I., MA memukau para hadirin dalam sebuah presentasi yang unik dan inovatif.  Bukan dengan grafik dan data rumit, Nazaruddin memaparkan hasil observasinya tentang kompetensi manajemen Kepala Sekolah TK Harsya Ceria  melalui rangkaian pantun yang memikat.  Presentasi tersebut menjadi bagian dari kuliah umum Pendidikan Inklusif yang dihadiri oleh guru, kepala sekolah, dan praktisi pendidikan lainnya di Banda Aceh. 

Presentasi Nazaruddin yang bertajuk "Kompetensi Manajemen Kepala Sekolah TK Harsya Ceria: Sebuah Refleksi Melalui Pantun"  menarik perhatian karena pendekatannya yang tidak biasa.  Ia mampu mengubah data observasi yang kompleks menjadi untaian pantun yang lugas, mudah dipahami, dan tetap informatif.  Alih-alih membacakan data mentah, Nazaruddin menyusun pantun yang merefleksikan berbagai aspek kompetensi manajemen kepala sekolah, mulai dari kepemimpinan, pengelolaan sumber daya, hingga perencanaan dan evaluasi program. 

Para hadirin tampak terpukau dengan presentasi yang kreatif dan inspiratif ini.  Banyak yang memuji kemampuan Nazaruddin dalam menyajikan informasi kompleks dengan cara yang sederhana, menarik, dan mudah diingat.  Pendekatannya dinilai mampu menjembatani kesenjangan antara data akademis dengan pemahaman praktis di lapangan. 

“Presentasi Nazaruddin sangat unik dan inspiratif.  Ia berhasil mengubah data observasi menjadi sebuah karya seni sastra yang informatif dan menghibur,” ujar Fetti Eliani, S.Pd.I., M.Pd, Kepala SDN Lamreung Aceh Besar yang memandu kuliah umum tersebut. 

Selain presentasi pantun, Nazaruddin juga memaparkan temuan observasinya secara detail. Ia menjelaskan bagaimana kepala sekolah TK Harsya Ceria mampu membangun lingkungan sekolah yang inklusif,  mendukung guru dalam mengembangkan kompetensi pedagogiknya, dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi semua siswa.  Hasil observasi Nazaruddin menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah di TK Harsya Ceria  telah  memberikan  dampak  positif  terhadap  kualitas  pendidikan  di  sekolah tersebut.  Presentasi ini  akhirnya  mendapatkan apresiasi tinggi dari para peserta kuliah umum.  Keberhasilannya  menunjukkan  bahwa  inovasi  dan  kreativitas  dapat  digunakan  untuk  menyampaikan  informasi  akademik  dengan  cara  yang  lebih  menarik  dan  mudah  dipahami.

Salah seorang peserta, Ridwan, S.Pd.I., MA., M.Pd,  mengungkapkan  kesannya  dengan  kata-kata  yang  mendalam:  "Saya  terinspirasi  dengan  penajaman  kepekaan  mahasiswa  S3  selaku  praktisi  pendidikan  untuk  lebih  peka  dan  peduli  terhadap  inklusivitas,  bukan  eksklusivitas.  Kuliah  ini  membuka  mata  saya  tentang  pentingnya  berinovasi  dan  terus  belajar  untuk  memberikan  yang  terbaik  bagi  siswa  inklusi." 

Kuliah ini berhasil menciptakan ruang dialog yang produktif,  menghasilkan  komitmen  nyata  dari  para  praktisi  pendidikan  untuk  terus  berinovasi  dan  berkarya  dalam  mewujudkan  pendidikan  inklusif  di  Aceh.  Kehadiran  Dr. Nashriah MA  telah  menginspirasi  banyak  guru  untuk  terus  berjuang  memberikan  pendidikan  yang  berkualitas  dan  berkeadilan  bagi  semua  anak,  terlepas  dari  kebutuhan  khusus  yang  mereka  miliki.  Semoga  gelombang  inovasi  ini  terus  berlanjut  dan  menginspirasi  lebih  banyak  praktisi  pendidikan  lainnya  di  seluruh  Indonesia. 

1 komentar: