Total Tayangan Halaman

Sabtu, 14 September 2024

Belajar Antropologi dari Master Belanda dan Profesor Jerman Putra Abdya di Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh (Prof Pertama Aceh Antropologi)

Prof. Abdul Manan merupakan seorang yang lahir dan besar di Desa Alue Rambot, Kecamatan Manggeng, Aceh Barat Daya. Ayahnya, Alm Baharuddin dan ibunya Almh Hj. Zainab. Kedua orangtuanya terus memberikan pengajaran dan motivasi kepada anak-anaknya agar selalu semangat dan giat bersekolah, karena dengan pendidikanlah bisa merubah nasib kita di masa depan. Pesan inilah yang selalu dipegang oleh Prof Abdul Manan untuk terus giat belajar hingga akhirnya membuahkan hasil dengan meraih gelar Guru Besar di bidang antropologi. Bahkan di Aceh, ia adalah orang pertama yang meraih profesor di bidang itu.

Pendidikan Prof. Abdul Manan dimulai dari MIN Suak Berumbang (1985), SMP Negeri Manggeng (1988), dan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Tapaktuan (1991). Setelah itu, ia memutuskan untuk merantau ke Banda Aceh demi melanjutkan pendidikan tinggi di IAIN Ar-Raniry dengan menyelesaikan gelar sarjana Tarbiyah Bahasa Inggris tahun 1997. Selama menempuhkan pendidikan sarjana, ia juga bekerja sebagai pengurus Masjid, mengajar di TPA, dan menjadi pengajar bahasa Inggris privat. Hal ini dilakukan untuk terus mengasah kemampuan sekaligus untuk memenuhi kebutuhan hidup sebagai seorang anak rantau. Ia akhirnya berhasil menyelesaikan gelar sarjana dan menjadi satu-satunya yang lulus dengan predikat cumlaude. Setelah menjadi seorang sarjana, ia terus bermimpi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Magister. Segala cara telah dilakukan, mulai dari belajar soal tes TOEFL hingga menginap di Lembaga Pengembangan Bahasa (LDC) IAIN Ar-Raniry agar bisa lebih memahami soal TOEFL yang nantinya digunakan sebagai syarat untuk mendaftar beasiswa S2.


Berkat doa dari kedua orangtua dan usaha yang tidak kenal lelah, akhirnya membuahkan hasil menggembirakan. Ia memperoleh beasiswa StuNED (Student Nederland) untuk melanjutkan jenjang Master di Educational and Training System Design (M.Sc) di University of Twente, Belanda tahun 2001. Selanjutnya ia mengambil gelar Master untuk kedua kalinya di University of Leiden, Belanda pada program Islamic Studies (MA) tahun 2003 dengan beasiswa dari INIS (Indonesian Coorperation in Islamic Studies).

Ketika di Belanda Prof. Abdul Manan tidak datang hanya untuk belajar di kampus saja, di sela-sela waktu luangnya ia memutuskan untuk bekerja part time di rumah makan dan pasar malam di Den Haag Belanda. Uang dari hasil kerja ini tidak dinikmatinya sendiri, melainkan ditabung untuk modal memberangkatkan haji ibundanya di tahun 2003 sebelum ia menikah. Apa yang telah dilakukannya ini semakin memudahkan jalan dan rezeki Prof. Abdul Manan ketika menimba ilmu di Eropa selama lebih kurang 9 tahun.

Setelah pulang dari Eropa, ia kemudian diangkat sebagai dosen PNS di Fakultas Syariah dan Hukum IAIN Ar-Raniry dalam bidang Metodologi Studi Islam tahun 2003-2012. Semangat belajar yang dipegang oleh Prof. Abdul Manan ini kemudian mengantarnya untuk kembali berkesempatan pergi ke Eropa. Kali ini ia mendapatkan beasiswa DAAD (Deutscher Akademischer Austauschdienst) untuk mengambil gelar (Dr. Phil) di dalam bidang Ethnology-Antropologi Social di Westfalische Wilhems Universitat Munster, Jerman pada tahun 2010.


Ia menyelesaikan doktor dengan nilai magna cumlaude (di atas cumlaude) , disertasinya yang berjudul “Ritual Kalender Aneuk Jamee di Aceh Selatan” ini mendapat pujian yang sangat luar biasa dari para profesor penguji disana.

Kabar baik lagi-lagi menghampirinya, Prof. Abdul Manan seperti telah berjodoh dengan Eropa. Pada tahun 2015 ia terpilih untuk mengikuti program Post-Doctoral di University of Munster, Jerman. Tiga tahun berselang di 2018, ia kembali diundang untuk mengikuti program Post- Doctoral untuk kedua kalinya sekaligus menjadi dosen tamu di University of Koln, Jerman melalui program yang didanai oleh Wiedereinladung DAAD Bonn.

Mulai tahun 2012 hingga Sekarang Prof. Abdul Manan bekerja sebagai dosen Antropologi di Program Studi Sejarah Kebudayaan Islam, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry. Selama menjadi dosen, Prof. Abdul Manan telah banyak menghasilkan tulisan yang dipublikasi di dalam hingga luar negeri. Bahkan hingga sekarang, ia telah memiliki 112 tulisan di Goole Scholar dan sebanya 24 tulisan dipublikasi di jurnal bereputasi internasional (terindeks scopus). Tidak cukup sampai disitu, ia juga telah menerbitkan 17 buku yang kini menjadi rujukan mahasiswa dan masyakarat umum.

Dari kisah inspiratif ini, banyak sekali pelajaran yang bisa dipetik oleh generasi muda sebagai pelecut motivasi agar terus giat dalam belajar. Satu pesannya yang menarik adalah“Jangan menunggu hebat untuk memulai, tapi mulailah untuk menjadi hebat”. Kemudian dalam bahasa Aceh Prof. Abdul Manan juga menyampaikan nasehat“Menyoe ta tem usaha meuhan kaya hudep seunang, menyoe han ta tem usaha pane roet dari manyang” (jika kita mau berusaha kalau tidak kaya hidup senang, kalau tidak mau berusaha tidak mungkin jatuh rezeki dari atas).

Ritual Peusijuek "Tepung Tawar" dalam Perspektif Pendidikan Berkearifan Budaya Lokal Aceh Oleh: Ridwan, S. Pd. I., MA., M.

 Ritual Peusijuek "Tepung Tawar" merupakan tradisi luhur masyarakat Aceh yang sarat dengan makna dan nilai-nilai edukatif yang dapat diintegrasikan dalam pendidikan berkearifan budaya lokal.   

1. Makna Filosofis Peusijuek "Tepung Tawar" 

Doa dan Restu: Tepung tawar melambangkan doa dan restu dari para tetua dan masyarakat.  Proses peusijuek mengandung harapan dan doa agar yang diberi tepung tawar  mendapat keselamatan, keberkahan, dan kelancaran dalam kehidupannya.

Kebersihan dan Kesucian: Tepung tawar yang terbuat dari beras putih melambangkan kesucian dan kebersihan. Ritual ini menandakan harapan agar yang diberi tepung tawar selalu menjaga kebersihan lahir dan batin.

Keseimbangan dan Harmoni: Tepung tawar yang diiringi dengan doa dan ucapan selamat mengandung nilai keseimbangan dan harmoni dalam hidup. Tradisi ini mengajarkan pentingnya hubungan yang baik antar manusia dan dengan alam. 

Syukur dan Rasa Terima Kasih: Peusijuek merupakan bentuk syukur dan rasa terima kasih atas berkah yang telah diterima. Ritual ini mengajarkan pentingnya rasa syukur dan penghargaan terhadap anugerah Tuhan. 

2. Integrasi Peusijuek "Tepung Tawar" dalam Pendidikan 


Pembelajaran Nilai-nilai Luhur: Ritual ini dapat menjadi media pembelajaran nilai-nilai luhur seperti gotong royong, kekeluargaan, saling menghormati, dan rasa syukur. 

Penguatan Karakter Siswa: Peusijuek dapat diintegrasikan dalam upacara pembukaan tahun ajaran baru, wisuda, atau kegiatan sekolah lainnya untuk menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual kepada siswa. 

Pengembangan Keterampilan Sosial:  Ritual ini dapat mengajarkan siswa keterampilan sosial seperti berkomunikasi, berinteraksi, dan bekerja sama dalam kelompok. 

Pelestarian Budaya: Peusijuek menjadi bagian penting dari budaya Aceh yang perlu dilestarikan. Sekolah dapat menjadikan ritual ini sebagai bagian dari kegiatan edukatif untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya lokal kepada siswa.


 3. Penerapan Peusijuek "Tepung Tawar" dalam Pendidikan: 

Upacara Pembukaan Tahun Ajaran Baru:  Memasukkan ritual peusijuek sebagai bagian dari upacara pembukaan tahun ajaran baru untuk memberikan doa dan restu kepada siswa dan guru.

 Kegiatan Ekstrakurikuler:  Membuat klub atau kegiatan ekstrakurikuler yang fokus pada pelestarian tradisi Aceh, termasuk peusijuek.

 Pameran Budaya Sekolah:  Menampilkan ritual peusijuek sebagai bagian dari pameran budaya sekolah untuk mengenalkan budaya Aceh kepada siswa dan masyarakat.

Mata Pelajaran Muatan Lokal:  Memasukkan peusijuek sebagai materi pelajaran muatan lokal untuk mengajarkan nilai-nilai dan makna filosofis di balik ritual ini. 

4. Tantangan dan Solusi 

Kurangnya Kesadaran:  Tantangan utama adalah kurangnya kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai edukatif di balik tradisi peusijuek.

Solusi:  Melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang makna dan nilai-nilai peusijuek. Sekolah dapat menjadi pionir dalam kampanye pelestarian budaya ini.


Kesimpulan:  

Ritual Peusijuek "Tepung Tawar" merupakan warisan budaya Aceh yang sarat dengan nilai-nilai edukatif. Dengan mengintegrasikan ritual ini ke dalam pendidikan, sekolah dapat menanamkan nilai-nilai luhur, memperkuat karakter siswa, dan melestarikan budaya Aceh.

Sekolah Penggerak Dalam Perspektif Kearifan Budaya Lokal Indrapuri Aceh Besar Oleh: Nazaruddin, S. Ag., M.

 Sekolah Penggerak merupakan program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Program ini memiliki banyak potensi untuk diintegrasikan dengan kearifan budaya lokal. Dalam konteks Indrapuri, Aceh Besar, terdapat kearifan budaya lokal yang dapat memperkaya dan memperkuat implementasi Sekolah Penggerak, antara lain: 

1. Adat Istiadat: 

Gotong royong dan semangat kekeluargaan (Meugang): Meugang, tradisi yang menjadi bagian integral dalam budaya Aceh, mencerminkan semangat gotong royong dan kekeluargaan.  Hal ini selaras dengan semangat kolaboratif dalam Sekolah Penggerak. 

Adat Pereula (Peraturan Adat):  Pereula mengandung nilai-nilai kearifan lokal yang dapat diterapkan dalam tata kelola sekolah, seperti nilai kejujuran, keadilan, dan musyawarah.  Sekolah Penggerak dapat mengintegrasikan nilai-nilai ini dalam menjalankan program-programnya.

Meunasah (Balai Desa): Meunasah sebagai pusat kearifan lokal dan tempat musyawarah dapat menjadi wadah untuk diskusi dan pelatihan bagi guru dalam Sekolah Penggerak. Meunasah dapat menjadi tempat untuk sharing tentang kearifan lokal dan implementasinya dalam proses pembelajaran.

2. Kesenian dan Budaya: 

Seni Tari Saman: Tari Saman mengandung nilai-nilai disiplin, kekompakan, dan kerohanian yang dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran di Sekolah Penggerak. 

Musik Tradisonal (Rapa'i): Musik tradisional Rapa'i memiliki nilai-nilai edukatif, seperti kerja sama, semangat, dan ketekunan yang dapat menjadi inspirasi dalam pembelajaran.

Kesenian Khat: Kesenian Khat merupakan seni kaligrafi Arab yang mengandung nilai-nilai estetika dan spiritual. Sekolah Penggerak dapat mengintegrasikan seni khat ke dalam pembelajaran, seperti pelajaran seni dan bahasa Arab.


3. Nilai-nilai Moral: 

Ketaqwaan: Nilai-nilai ketaqwaan (iman dan takwa) yang dijunjung tinggi dalam budaya Aceh dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran di Sekolah Penggerak. 

Keadilan dan kejujuran: Nilai-nilai keadilan dan kejujuran yang menjadi bagian dari adat Aceh dapat menjadi dasar dalam membangun tata kelola sekolah yang baik.

Potensi Implementasi Sekolah Penggerak: 

Pembelajaran berbasis kearifan lokal:  Melalui pembelajaran berbasis kearifan lokal, siswa dapat lebih memahami budaya dan sejarah mereka, membangun rasa cinta tanah air, dan meningkatkan motivasi belajar.

Pengembangan karakter siswa: Sekolah Penggerak dapat menanamkan nilai-nilai luhur seperti gotong royong, disiplin, dan kerohanian melalui kegiatan-kegiatan yang berbasis kearifan lokal. 

Pelestarian budaya: Sekolah Penggerak dapat berperan aktif dalam melestarikan kearifan budaya lokal Indrapuri melalui kegiatan-kegiatan seperti pentas seni, lomba khat, dan seminar budaya.

Tantangan: 


Kurangnya sumber daya:  Membutuhkan upaya untuk mengidentifikasi, mendokumentasikan, dan melestarikan kearifan lokal.

Kesadaran dan partisipasi: Membutuhkan partisipasi aktif dari seluruh stakeholder, seperti guru, kepala sekolah, orang tua, dan masyarakat.

Kesimpulan: 

Sekolah Penggerak dapat menjadi platform untuk membangun dan mengembangkan pendidikan yang berkarakter dan berbudaya. Dengan mengintegrasikan kearifan budaya lokal Indrapuri Aceh Besar, program ini dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi siswa, sekolah, dan masyarakat.   

Saran: 

Menyelenggarakan pelatihan bagi guru tentang kearifan budaya lokal dan penerapannya dalam pembelajaran.

Membangun kolaborasi dengan tokoh masyarakat dan budayawan untuk mengembangkan kurikulum dan kegiatan berbasis kearifan lokal.

Memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang dapat memperkenalkan dan melestarikan kearifan budaya lokal, seperti pentas seni, lomba, dan seminar.

Dengan melibatkan kearifan budaya lokal Indrapuri, Sekolah Penggerak dapat menjadi model pendidikan yang unggul dan berkelanjutan, yang mampu melahirkan generasi penerus yang cerdas, berkarakter, dan mencintai budayanya.

Minggu, 08 September 2024

Kuliah Umum Program Doktor Kelas AGPAI; Tantangan dan Peluang Pendidikan Islam di Jerman yang Sekuler: Perspektif Analisis Budaya dan Politik



 Jerman, dengan sejarah sekuler yang kuat, menghadirkan tantangan dan peluang unik bagi pendidikan Islam. Analisis budaya dan politik memberikan kerangka kerja untuk memahami dinamika kompleks ini. 

A. Tantangan 


Kurangnya Pengakuan Formal: Pendidikan Islam di Jerman masih dalam tahap awal pengembangan, dengan kurangnya pengakuan resmi dari sistem pendidikan. Ini berarti kurangnya kurikulum standar, pendanaan, dan infrastruktur, serta kesulitan dalam mendapatkan kualifikasi yang diakui secara profesional. Integrasi dan Identitas:  Tantangan dalam mengintegrasikan pendidikan Islam dengan nilai-nilai sekuler Jerman dan menjaga identitas Muslim di lingkungan yang mayoritas non-Muslim. Ini melibatkan mencari keseimbangan antara nilai-nilai budaya dan agama Islam, serta nilai-nilai sekuler Jerman, tanpa kehilangan keunikan masing-masing. Konflik Ideologis: Perbedaan interpretasi Islam dalam komunitas Muslim di Jerman dapat menyebabkan konflik ideologis. Tantangannya adalah untuk menciptakan ruang dialog dan toleransi antar kelompok Muslim yang berbeda, serta untuk mencegah penyebaran ideologi ekstremis. Stereotipe dan Prasangka: Adanya stereotipe dan prasangka terhadap Islam dan Muslim di Jerman yang dapat menghambat akses dan partisipasi dalam pendidikan Islam. Tantangannya adalah untuk mengedukasi masyarakat tentang Islam dan melawan diskriminasi.

 B. Peluang 


Meningkatnya Permintaan: Meningkatnya populasi Muslim di Jerman dan kebutuhan mereka untuk pendidikan Islam membuka peluang bagi pengembangan institusi dan program pendidikan Islam yang berkualitas. Dialog Antarbudaya:  Pendidikan Islam dapat menjadi jembatan untuk dialog antarbudaya dan mempromosikan pemahaman yang lebih baik antara Muslim dan non-Muslim. Peran dalam Integrasi: Pendidikan Islam yang berkualitas dapat membantu mengintegrasikan Muslim ke dalam masyarakat Jerman dengan membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan masyarakat. Pemberdayaan Muslim: Pendidikan Islam dapat memberdayakan Muslim dengan meningkatkan pengetahuan agama, budaya, dan bahasa, serta meningkatkan kepercayaan diri dan partisipasi mereka dalam masyarakat.

 C. Analisis Budaya 

Budaya Sekuler Jerman: Budaya sekuler Jerman menekankan rasionalitas, individualisme, dan pemisahan antara agama dan negara. Ini bisa menjadi tantangan bagi pendidikan Islam yang  menekankan aspek keagamaan dan nilai-nilai kolektif. Budaya Muslim di Jerman: Budaya Muslim di Jerman  beragam, dengan berbagai latar belakang geografis, etnis, dan interpretasi Islam. Tantangannya adalah untuk mengembangkan pendidikan Islam yang inklusif dan relevan dengan beragam kebutuhan komunitas Muslim.



 D. Analisis Politik 


Kebijakan Pemerintah: Kebijakan pemerintah Jerman terkait dengan pendidikan Islam dapat mempengaruhi arah pengembangan dan akses ke pendidikan Islam. Looming Politik:  Politik identitas dan nasionalisme dapat mengarah pada penguatan sentimen anti-Muslim, yang dapat mempengaruhi persepsi dan penerimaan pendidikan Islam.

Rekomendasi 

Meningkatkan pengakuan formal pendidikan Islam. Mengembangkan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan komunitas Muslim di Jerman. Mempromosikan dialog antarbudaya dan pemahaman yang lebih baik tentang Islam. Mengatasi stereotipe dan prasangka terhadap Islam dan Muslim. Memberdayakan Muslim dalam proses pengembangan pendidikan Islam.


Tantangan dan peluang yang dihadapi pendidikan Islam di Jerman membutuhkan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif antara pemerintah, komunitas Muslim, dan institusi pendidikan. Dengan memahami konteks budaya dan politik, pendidikan Islam dapat berkembang menjadi kekuatan positif dalam masyarakat Jerman yang multikultural.







Berselancar dengan Referensi Merdeka Belajar Journal International; Aplikasi di Kurikulum Merdeka Belajar : Apa dan bagaimana?

 Berselancar dengan Referensi Merdeka Belajar Journal International; Aplikasi di Kurikulum Merdeka Belajar : Apa dan bagaimana?

         
Gill Marshall, 2008. Mempromosikan pembelajaran mandiri dengan desain kurikulum dan penilaian dalam program MRI pascasarjana yang diajarkan "Promoting independent learning by curriculum design and assessment in a taught postgraduate MRI programme" Radiography.

PERGANTIAN NAMA ISTILAH Kurikulum13 ke Kurikulum merdeka

1. Prota 

2. Promes diganti prosem ( program semester )

3. Silabus diganti ATP (Alur Tujuan Pembelajaran)

4. KI diganti CP ( capaian pembelajaran)

Klik gambar ini untuk melihat

5. RPP diganti Modul ajar

6. KD diganti TP (tujuan pembelajaran)

Klik gambar ini untuk melihat

7. KKM diganti KKTP (Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran)

8. IPK diganti IKTP (Indikator Ketercapaian Tujuan Pembelajaran)

Klik gambar ini untuk melihat

9. PH diganti Sumatif

10. PTS diganti STS (Sumatif Tengah Semester)

Klik gambar ini untuk melihat

11. PAS diganti SAS (Sumatif Akhir Semester)

12. Indikator soal diganti dengan indikator asesmen

Klik gambar ini untuk melihat


13. Penilaian teman sejawat diganti Formatif

Linye Zeng, Yonghua Wang, 2021. Pembelajaran mandiri dan inovatif pengajaran senam berbasis interaksi computer "Independent and innovative learning of gymnastics teaching based on computer interaction". The International Journal of Electrical Engineering & Education, First Published.

Klik gambar ini untuk melihat

Marcelinus ChristwardanaSri HandayaniLinda Aliffia Yoshi, 2022. Pengabdian kepada masyarakat sebagai aplikasi pembelajaran mandiri-program kampus mandiri untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa teknik kimia melalui pembelajaran kolaboratif dan mahasiswa berbasis proyek. Community service as an application of the independent learning – independent campus program to improve the competence of chemical engineering students through collaborative and student project-based learning. Education for Chemical Engineers.

Klik gambar ini untuk melihat

Umang V. ShahWenqian ChenClemens Brechtelsbauer, 2020. Laboratorium penemuan bagian II: Kerangka kerja untuk menginkubasi pembelajaran mandiri. "The discovery laboratory part II: A framework for incubating independent learning" Education for Chemical Engineers.

Praktik Merdeka Belajar. Klik gambar lihat videonya

Yifan YuLiyong FuQiaolin Ye, 2022. Pembelajaran metrik jarak multi-tampilan melalui subruang fitur independen dan bersama dengan aplikasi untuk pengenalan kebakaran hutan dan wajah, dan klasifikasi penginderaan jauh. “Multi-view distance metric learning via independent and shared feature subspace with applications to face and forest fire recognition, and remote sensing classification” Knowledge-Based Systems.

Klik gambar untuk melihat videonya

Jonathan SerfatyRaquel Serrano, 2020. Meneliti potensi kartu flash digital untuk memfasilitasi pembelajaran tata bahasa secara mandiri. “Examining the potential of digital flashcards to facilitate independent grammar learning". System.

Klik gambar untuk melihat videonya

Kimberly Paulsen, EdD, Kristin L. Sayeski, PhD, 2013. Menggunakan Keterampilan Belajar untuk Menjadi Pembelajar Mandiri di Kelas Konten Sekunder. "Using Study Skills to Become Independent Learners in Secondary Content Classes" Intervention in School and Clinic, vol. 49, 1: pp. 39-45.

Klik gamabar untuk melihat video media pembelajaran


Karen L. Westberg, PhD, Jann H. Leppien, PhD, 2017. Investigasi Independen Siswa untuk Pembelajaran Otentik. “Student Independent Investigations for Authentic Learning". Gifted Child Today, vol. 41.

Kirsty Williamson, 1995. Pembelajaran Mandiri dan Penggunaan Sumber Daya: VCE Australian Studies. "Independent Learning and the Use of Resources: VCE Australian Studies". Australian Journal of Education, vol. 39, 1: pp. 77-94. First Published.

Abbas Mohamed Omar, 2013. Peran guru dalam membina pembelajaran mandiri di SMA di Zanzibar. "The teachers’ role in fostering independent learning in high schools in Zanzibar". IFLA Journal, vol. 39, 4: pp. 311-318. First Published.

Robert T. Tauber, 1995. Apa yang Dapat Kita Pelajari dari Pemasaran Sekolah Mandiri ?. "What Can We Learn from The Marketing of Independent Schools?" NASSP Bulletin, vol. 79, 567: pp. 88-93. First Published. 


Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.

Dalam proses pembelajaran guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.

Di dalam kurikulum ini terdapat projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila. Dimana dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah.

Projek ini tidak bertujuan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran

Kamis, 12 Januari 2017

Lirik Lagu Asmaul Husna 2013

ya Allahullazi laillahailla anta..

ya Rahman, ya Rahim, ya Malik, ya Quddus,
ya Salam, ya Mu'min, ya Muhaimin ya Aziz,
ya Jabbar, ya Mutakabbir, ya Kholiq, ya Baari',
ya Mushowwir, ya Ghoffar, ya Qohhaar, ya Wahaab,

ya Rozzaaq, ya Fattaah, ya 'Alim, ya Qowii,
ya Baasith, ya Khafidh, ya Rafi', ya Mu'izz,

Alhamdulillah kita telah hafal 25 asmaul husna

ya Mudzill, ya Samii', ya Bashiir, ya Hakam,
ya 'Adlu, ya Lathiif, ya Khabiir, ya Haliim,
ya 'Adzim, ya Ghafuur, ya Syakuur, ya 'Aliy,
ya Kabiir, ya Hafidz, ya Muqiit, ya Hasiib, 

ya Jaliil, ya Kariim, ya Raqiib, ya Mujiib,
ya Wasi', ya Hakiim, ya Waduud, ya Majiid,

ya Baa'its, ya Syahiid, ya Haqqu, ya Wakiil,
ya Qawiy, ya Matiin, ya Waliiy, ya Hamiid,
ya Muhshi, ya Mubdi', ya Mu'iid, ya Muhyi,
ya Mumiit, ya Hayyu,..... ya Qayyum, ya Waajid,

ya Maajid, ya Waahid, ya Ahadu, Shamad,
ya Qaadir, ya Muqtadir, ya Muqaddim, ya Muakhir,
ya Awwal, ya Akhir, ya Dzaahiu, ya Baathin,
ya Waalii, ya Muta'alii, ya Barru, ya Tawwaab,...

ya Muntaqim, ya Afuw, ya Ra'uuf, Maalikal Mulk,
Dzul Jalali wal Ikram, ya Muqsith, ya Jaami',
ya Ghani, ya Mughnii, ya Maani', ya Dharru,
ya Naafi', ya Nuuru, ya Haadi, ya Badii'u,

ya Baqii, ya Warits, ya Rosyiid, ya Shabuur.
Azajalla zikruhu... Azajalla zikruhu.

Lirik Lagu 99 Asmaul Husna; Runa dan Syakira


ya Rahmanu, ya Rahim, ya Maliku, ya Quddus,
ya Salamu, ya Mu'min, ya Muhaimin ya Aziz, 
ya Jabbar, ya Mutakabbir, ya Kholiqu, ya Baari',
ya Mushowwir, ya Ghoffar....., ya Qohhaaru, ya Wahaab, 

ya Rozzaaqu, ya Fattaah, ya 'Alimu, ya Qabidh,
ya Baasithu, ya Khafidh, ya Rafi'u, ya Mu'izz, 
ya Mudzillu, ya Samii', ya Bashiiru, ya Hakam, 
ya 'Adlu, ya Lathiifu, ya Khabiir, ya Haliim,... 

ya 'Adzimu, ya Ghafuur, ya Syakuur, ya 'Aliy,
ya Kabiiru, ya Hafidz, ya Muqiitu, ya Hasiib, 
ya Jaliilu, ya Kariim, ya Raqiibu, ya Mujiib,
ya Wasi'u, ya Hakiim, ya Waduudu, ya Majiid,


ya Baa'itsu, ya Syahiid, ya Haqqu, ya Wakiilu, 
ya Qawiyu, ya Matiin, ya Waliiyu, ya Hamiid, 
ya Muhshiyu, ya Mubdi', ya Mu'iidu, ya Muhyi, 
ya Mumiitu, ya Hayyu,..... ya Qayyum, ya Waajid, 

ya Maajidu, ya Waahid, ya Ahadu, Shamad,
ya Qaadir, ya Muqtadir, ya Muqaddim, ya Muakhir,
ya Awwalu, ya Akhir, ya Dzaahiru, ya Baathin, 
ya Waalii, ya Muta'alii, ya Barru, ya Tawwaab,... 

ya Muntaqim, ya Afuw, ya Ra'uuf, Maalikal Mulk, 
Dzul Jalali wal Ikram, ya Muqsithu, ya Jaami', 
ya Ghaniyu, ya Mughnii, ya Maani'u, ya Dharru, 
ya Naafi'u, ya Nuuru, ya Haadi, ya Badii'u,


ya Baqii, ya Waritsu, ya Rosyiidu, ya Shabuur.
Azajalla zikruhu... Azajalla zikruhu.