Total Tayangan Halaman

Sabtu, 21 Juni 2025

Inspirasi Menggali Potensi Data: Evaluasi dan Statistik Para Praktisi Pendidikan di Pascasarjana UIN Ar-Raniry Dorong Inovasi Sekolah di Serambi Mekkah

Banda Aceh, Aceh – Ruangan dipenuhi semangat intelektual. Peserta dari unsur dosen Unmuha dan kepala sekolah dari berbagai jenjang pendidikan di Aceh berkumpul dalam mata kuliah Evaluasi dan Statistik Program Pendidikan Doktoral S3 Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh, dibimbing oleh Dr. Duskri, M.Kes (21-06-2025). Bukan sekadar kuliah teoritis, pertemuan ini menjadi wadah pertukaran gagasan dan inspirasi untuk memajukan pendidikan di Aceh melalui inovasi berbasis data. Presentasi dan diskusi yang berlangsung secara dinamis mengungkap pentingnya pemahaman statistik dalam merumuskan kebijakan sekolah yang efektif dan berdampak.

Presentasi pertama oleh Hayail Umroh, S.Pi., M.Pi. (Dosen Unmuha Banda Aceh), fokus pada fondasi statistik pendidikan: korelasi dan regresi. Dengan penjelasan yang lugas dan ilustrasi yang relevan, Hayail menekankan pentingnya memahami hubungan antar variabel. “Korelasi menunjukkan seberapa erat hubungan antara dua variabel, sedangkan regresi mengkaji bagaimana perubahan pada satu variabel mempengaruhi variabel lainnya,” jelasnya. Ia memberikan contoh konkret bagaimana korelasi antara kehadiran siswa dan nilai ujian dapat dikaji, dan bagaimana regresi dapat memprediksi nilai ujian berdasarkan kehadiran siswa. Lebih lanjut Hayail menjelaskan perbedaan krusial antara data nominal, ordinal, dan interval, tiga tipe data dasar dalam penelitian pendidikan. Data nominal mengklasifikasikan data ke dalam kategori (misal: jenis kelamin), ordinal menunjukkan peringkat (misal: tingkat kepuasan), sedangkan interval memiliki jarak yang sama antara setiap angka tetapi tanpa titik nol absolut (misal: suhu Celcius). Pemahaman perbedaan ini, tegasnya, sangat penting dalam memilih teknik analisis statistik yang tepat.

Pertanyaan-pertanyaan cerdas bermunculan dari para peserta. Ahlul Fikri, S.Pd.I., M.Pd (Kepala SMA Aceh Besar), menganalisis hubungan korelasi dan regresi. Hayail dengan sabar menjelaskan bahwa korelasi menunjukkan adanya hubungan, sementara regresi mengukur kekuatan dan arah hubungan tersebut serta memungkinkan prediksi. Diana, S.Pd.I., M.Pd (Kepala SDN 31 Banda Aceh), penasaran bagaimana regresi dapat memprediksi sesuatu dengan baik. Hayail menjawab bahwa akurasi prediksi regresi bergantung pada kekuatan korelasi dan kualitas data. Semakin kuat korelasi dan semakin akurat data, semakin baik prediksi yang dihasilkan. Nazaruddin, S.Pd.I., MA (Kepala SMN 1 Kuta Cot Glie Aceh Besar), mengajukan pertanyaan yang lebih aplikatif: Bagaimana metode atau strategi meningkatkan prestasi belajar siswa? Hayail menyarankan analisis penggunaan regresi untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang melemahkan kuatnya prestasi belajar, seperti kehadiran, motivasi belajar, dan dukungan orang tua, sehingga intervensi yang tepat sasaran dapat dirancang.

Presentasi kedua oleh Musiarifsyah Putra, S.Pd., M.Pd (Asesor), membahas uji ANOVA (Analysis of Variance). Musiarifsyah dengan mahir menjelaskan prinsip ANOVA dalam membandingkan rata-rata dari dua atau lebih kelompok. Ia memberikan contoh bagaimana ANOVA dapat digunakan untuk membandingkan efektivitas berbagai metode pembelajaran terhadap prestasi siswa. Penjelasannya yang sistematis dan mudah dipahami membuat peserta semakin antusias.

Ridwan, S.Pd.I., MA., M.Pd, mengajukan pertanyaan yang menantang: bagaimana penggunaan ANOVA pada penelitian yang melibatkan model belajar, jenis kelamin, dan kemampuan guru, serta bagaimana melihat hasil belajar di berbagai sekolah? Musiarifsyah menjawab bahwa ANOVA dapat digunakan untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap prestasi belajar, dengan mempertimbangkan interaksi antar faktor. Analisis hasil belajar di berbagai sekolah memerlukan teknik statistik yang lebih kompleks, seperti ANOVA dua arah atau model linear umum. Maqfirah, S.Pd.I., MA, menanyakan penggunaan pre-test dan post-test dalam konteks ANOVA. Musiarifsyah menjelaskan bahwa pre-test dan post-test dapat digunakan untuk mengukur perubahan hasil belajar setelah intervensi, dan ANOVA dapat digunakan untuk menganalisis signifikansi perubahan tersebut.

Presentasi terakhir disampaikan oleh Nazaruddin, S.Pd.I., MA, yang membahas uji-t dan Chi-kuadrat. Uji-t digunakan untuk membandingkan rata-rata dua kelompok, sedangkan Chi-kuadrat digunakan untuk menguji hubungan antara dua kategori variabel. Nazaruddin memberikan contoh praktis penerapan kedua uji statistik ini dalam penelitian pendidikan.

Salah seorang peserta, Ridwan, S.Pd.I., MA., M.Pd., mengungkapkan inspirasi yang ia dapatkan. “Materi korelasi, regresi, ANOVA, uji-t, dan Chi-kuadrat sangat bermanfaat untuk penelitian pengembangan inovasi sekolah,” ujarnya. "Saya terinspirasi untuk menerapkan analisis data statistik dengan lebih tepat dalam merumuskan kebijakan sekolah yang efektif dan berdampak bagi kemajuan bangsa." Senada dengan Ridwan, banyak peserta lain mengaku termotivasi untuk lebih mendalami statistik dan menerapkannya dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah masing-masing.

Mata kuliah Evaluasi dan Statistik Pendidikan di UIN Ar-Raniry Banda Aceh ini bukanlah sekedar transfer ilmu. Lebih dari itu, kuliah ini menjadi wadah untuk membangkitkan semangat inovasi dan mempertajam kemampuan memprediksi arah kebijakan sekolah. Dengan pemahaman yang baik tentang statistik, para kepala sekolah dan pendidik di Aceh dapat menggunakan data sebagai dasar pengambilan keputusan, sehingga tercipta lingkungan belajar yang lebih efektif dan menghasilkan generasi penerus bangsa yang cerdas dan kompetitif. Inilah bukti nyata bagaimana pendidikan tinggi dapat berkontribusi langsung dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia. Semoga semangat inovasi yang tercipta dalam perkuliahan ini dapat menyebar luas dan menginspirasi lebih banyak lagi pendidik di seluruh Indonesia untuk selalu berinovasi dan memajukan dunia pendidikan.

Jumat, 13 Juni 2025

Aroma Kopi Khas Aceh dan Revolusi Pendidikan Inklusi di Resto Paopia Garden Banda Aceh; Semangat Ilmiah Serasa di Tengah Kebun Kopi Aceh

Banda Aceh, Aceh - Aroma kopi robusta Aceh yang pekat, harum, dan sedikit pahit, bercampur dengan semilir angin rasa pegunungan dan beground kebun, menjadi latar belakang tak terduga bagi sebuah revolusi kecil namun berdampak besar: Program Doktoral S3 Mata Kuliah Pendidikan Inklusi (13-06-2025).  Bukan di ruang kuliah yang steril dan formal, melainkan di Resto Paopia Garden Pango, Banda Aceh, sebuah tempat yang dikenal dengan cita rasa kulinernya yang unik,  terselenggara kuliah  Pendidikan Inklusi kelas AGPAI bekerja sama dengan Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh.  Suasana belajar yang dirancang sedemikian rupa,  dengan  desain ruangan empat dimensi yang  dihiasi gambar biji kopi memenuhi dinding dan plafon,  menciptakan ilusi  menakjubkan – seakan-akan para mahasiswa tengah belajar di tengah hamparan kebun kopi yang luas di pegunungan Aceh. Sebuah inovasi yang tidak hanya  menyegarkan,  tetapi juga  memberikan  inspirasi  yang mendalam. 

Di jantung acara ini,  difasilitasi oleh Ibu Dosen Pascasarjana  Dr. Nashriyah,  seorang  akademisi  yang  memiliki  pengalaman internasional,  aktivis perempuan Aceh yang  gigih memperjuangkan perlindungan anak,  dan  pengelola jurnal Sinta 2 berindeks Scopus.  Kehadirannya bukan sekadar sebagai dosen pembimbing, tetapi  sebagai  sumber  inspirasi  dan  motivasi  bagi para mahasiswa untuk  terus  berjuang  mewujudkan pendidikan inklusif  di Aceh dan Indonesia.  Kepakaran dan pengalaman internasional beliau, dipadukan dengan  semangat  perempuan Aceh yang tangguh, menjadi  kombinasi  yang  sangat  kuat  dalam  membangun  generasi  pendidik  yang  berkomitmen pelayanan inklusif.  

Suasana kuliah yang  dirancang  santai dan  nyaman,  jauh  dari  protokol  akademik  yang  kaku, justru  memungkinkan  terjadinya  diskusi  yang  mendalam  dan  bermakna.  Para peserta  merasa  bebas  untuk  mengekspresikan  ide-ide  mereka,  berbagi  pengalaman,  dan  belajar  dari  satu  sama  lain.  Hal  ini  membangun  iklim  kepercayaan  dan  kolaborasi  yang  sangat  penting  dalam  menciptakan  perubahan  di  dunia  pendidikan. 

Dua presentasi draf artikel menjadi  pusat  perhatian  dalam  kuliah  ini.  Siti Halimah, S.Pd.I., M.Pd., Kepala SD Neusok Teubilui Aceh Besar,  yang  menyajikan  draf  artikel  hasil  penelitian  lapangannya  di SD Islam Karakter Harsya Jilingke Banda Aceh.  Penelitiannya  yang  fokus  pada  interaksi  sosial  anak  berkebutuhan  khusus  bukan  hanya  sekadar  data  dan  angka,  melainkan  sebuah  kisah  yang  sangat  mengugah  hati.  Presentasinya  yang  spektakuler  dan  berisi  gambaran  miris  tentang  bagaimana anak-anak berkebutuhan khusus seringkali ditolak  oleh sekolah umum,  menciptakan  gema  pertanyaan  penting:  di  mana  mereka  harus  belajar,  dan  dengan  siapa? 

Siti Halimah dengan lantang mempertanyakan paradigma pendidikan yang masih eksklusif. "Hanya guru istimewa yang menerima anak istimewa,"  ungkapnya,  suara  yang  menggema  di  ruangan.  Ia  mengangkat  isu  kritis  tentang  sekolah  luar  biasa (SLB)  yang  seringkali  dianggap sebagai  satu-satunya  tempat  bagi  anak  berkebutuhan  khusus.  Apakah  kita  benar-benar  yakin  bahwa  sekolah  umum  hanya  untuk  anak-anak  "normal"?  Apakah  kita  menginginkan  sistem  pendidikan  yang  memisahkan  anak-anak  berdasarkan  kemampuan  mereka,  padahal  sejatinya  kebutuhan  dan  potensi  masing-masing  individu  beragam?  Bukankah  kita  semua  akan  mengalami  perubahan  fisik  dan  mental  seiring  waktu?  Mengapa  tidak  semua  sekolah  membuka  pelukan  untuk  melayani  kebutuhan  peserta  didik  yang  beragam?  Pertanyaan-pertanyaan  ini  terus  bergema,  menantang  para  pendengar  untuk  merenungkan  peran  mereka  dalam  membangun  sistem  pendidikan  yang  benar-benar  inklusif. 

Pemateri kedua, Bahrullah, S.Pd.I., MA., Kepala SMAN 1 Lhong Aceh Besar,  menawarkan  perspektif  yang  berbeda.  Beliau  menghubungkan  pentingnya  pendidikan  inklusif  dengan  ajaran  Islam,  dengan  elegan  memaparkan  ayat  dan  hadis  yang  menekankan  pentingnya  keadilan  dan  kesetaraan.  Beliau  menceritakan  kisah-kisah  inspiratif  tentang  orang-orang  yang  memiliki  kebutuhan  khusus  tetapi  mendapatkan  pengakuan  dan  penghargaan  di  masa  lalu,  menunjukkan  bahwa  inklusi  bukanlah  sesuatu  yang  baru,  melainkan  nilai  yang  sudah  lama  ada  dan  harus  terus  diperjuangkan.  Penggunaan  referensi  agama  ini  menunjukkan  bahwa  pendidikan  inklusif  bukan  hanya  sekadar  model  pendidikan,  tetapi  juga  sebuah  amanah  moral  yang  harus  dijalankan. 

Suasana  kuliah  yang  hangat  dan  interaktif  terus  berlanjut.  Diskusi  yang  terbuka  dan  tanpa  hambatan  menciptakan  ruang  bagi  para  peserta  untuk  berbagi  pengalaman,  mengungkapkan  tantangan  yang  mereka  hadapi,  dan  mendapatkan  inspirasi  dari  satu  sama  lain.  Para  peserta,  yang  berasal  dari  berbagai  latar  belakang  dan  wilayah,  menunjukkan  komitmen  mereka  untuk  bekerja  sama  dalam  memajukan  pendidikan  inklusif  di  Aceh. 

Sebuah pemandangan yang menggembirakan seluruh peserta tunjuk tangan terangkat hampir bersamaan,  menunjukkan betapa antusiasnya mereka untuk berpartisipasi aktif dalam sesi tanya jawab. Hujan tangan terangkat bersamaan!  Semua peserta berlomba-lomba untuk bertanya, menunjukkan antusiasme yang luar biasa terhadap materi yang disampaikan.  Kelas pun berubah menjadi ajang diskusi yang seru dan meriah. 

Salah  satu  peserta,  Ridwan,  S.Pd.I.,  MA.,  M.Pd.,  mengungkapkan  perasaannya  setelah  mengikuti  kuliah  tersebut.  "Saya  merasa  haru  dan  terinspirasi,"  ujarnya.  "Kuliah  ini  bukan  hanya  memberikan  pengetahuan  baru,  tetapi  juga  mengugah  semangat  saya  untuk  terus  berkreasi  dan  berinovasi  dalam  memberikan  pelayanan  prima  kepada  peserta  didik  inklusi.  Pendidikan  inklusif  bukan  hanya  tanggung  jawab  sekolah,  tetapi  juga  tanggung  jawab  kita  bersama  untuk  kemajuan  bangsa  dan  negeri." 

Kuliah  S3  Pendidikan  Inklusif  di  Resto  Paopia  Pango  lebih  dari  sekadar  acara  akademik.  Ini  adalah  sebuah  gerakan,  sebuah  seruan  untuk  menciptakan  perubahan  nyata.  Aroma  kopi  Aceh  yang  khas  bukan  hanya  menyertai  proses  belajar,  tetapi  juga  melambangkan  harapan  dan  cita-cita  yang  tinggi:  sebuah  Indonesia  yang  lebih  inklusif,  di  mana  setiap  anak,  terlepas  dari  kebutuhan  khususnya,  memiliki  kesempatan  yang  sama  untuk  berkembang  dan  berprestasi.  Inisiatif  ini  menjadi  bukti  nyata  bahwa  perubahan  bisa  dimulai  dari  ruangan  kecil,  dengan  semangat  yang  besar  untuk  membangun  generasi  masa  depan  yang  lebih  adil  dan  berkeadilan. Semoga ini menjadi inspirasi bagi lembaga pendidikan lainnya untuk mengulangi inisiatif yang luar biasa ini. 

Selasa, 03 Juni 2025

Sensasi di Negeri Serambi Mekkah: Kuliah Statistik Pendidikan yang "Heboh", Unik, dan Inspiratif!

Banda Aceh, Inspira Prodoc Media –  Siapa bilang kuliah statistik pendidikan itu membosankan?  Buktikan!  Kuliah Evaluasi dan Statistik Pendidikan bersama Dr. Duskri., M. Kes. di Program Doktor Pascasarjana UIN Ar-Raniry baru-baru ini sukses mematahkan anggapan tersebut.  Bukan hanya materi yang mendalam dan bermanfaat, tetapi kuliah ini dikemas dengan cara yang unik, heboh, dan  sangat menginspirasi para peserta untuk terus belajar, berkreasi, dan berinovasi.  Suasana akademik yang biasanya formal dan kaku, bertransformasi menjadi sebuah pesta ilmu pengetahuan yang menyegarkan! 

Acara yang berlangsung (04-06-2025) itu dibuka dengan presentasi Ahlul Fikri, S.Pd.I., M.Pd, yang membahas  reliabilitas dan validitas tes.  Bukan presentasi yang kering dan membosankan, Ahlul Fikri, seorang akademisi yang energik,  menghidupkan materi dengan ilustrasi-ilustrasi menarik dan contoh-contoh kasus nyata yang mudah dipahami.  Ia dengan cermat menjelaskan bagaimana memastikan sebuah tes benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur, serta bagaimana memastikan konsistensi hasil tes tersebut.  Penjelasan tentang rumus-rumus statistik yang biasanya dianggap rumit,  disampaikan dengan pendekatan yang  mudah dicerna,  dibumbui dengan humor yang menyegarkan, sehingga para mahasiswa merasa tertantang, bukannya terbebani. 

Ahlul Fikri  menekankan pentingnya  desain tes yang baik,  menjelaskan secara detail bagaimana membuat pengecoh (distractor) yang efektif – minimal berfungsi 5% –  dan bagaimana menghitung daya pembeda butir soal.  Ia menggambarkannya bagai seni, bagaimana merangkai butir-butir soal sedemikian rupa agar mampu membedakan siswa yang memiliki pemahaman tinggi dengan siswa yang pemahamannya masih rendah.  Rumus menghitung daya pembeda  – dua kali jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar dikurangi jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar, dibagi jumlah keseluruhan siswa –  yang terlihat kompleks, disajikan dengan cara yang sederhana dan aplikatif.  Peserta kuliah pun antusias bertanya,  memperlihatkan betapa terpesonanya mereka dengan materi yang disampaikan. 

Sesi berikutnya, yang dibawakan oleh Maqfirah, S.Pd.I., MA,  berfokus pada distribusi dan frekuensi data.  Maqfirah,  dengan gaya penyampaian yang  sistematis dan terstruktur,  menjelaskan secara gamblang konsep distribusi frekuensi,  cara membuat tabel distribusi frekuensi,  dan bagaimana menginterpretasikan data tersebut.  Ia tidak hanya berhenti di rumus-rumus statistik, tetapi juga menekankan pentingnya  visualisasi data.  Dengan diagram batang, histogram, dan poligon frekuensi,  ia memperlihatkan bagaimana data statistik bisa “berbicara” dengan sendirinya,  memperlihatkan tren dan pola yang tersembunyi di balik angka-angka.  Maqfirah juga menjelaskan secara detil bagaimana menghitung panjang kelas dan mengidentifikasi kelas terbesar dalam distribusi frekuensi,  membuka jalan bagi para peserta untuk melakukan analisis data yang lebih mendalam dan komprehensif.  

Namun,  kejutan terbesar dari kuliah ini bukanlah hanya pada materi yang disampaikan, tetapi juga pada cara penyampaian dan suasana yang tercipta.  Kuliah yang intens dan mendalam ini diselingi oleh jeda shalat berjamaah dan makan siang bersama di restoran Cut Mun Lamnyong, sebuah restoran terbuka yang indah dengan pemandangan alam Banda Aceh yang menawan.  Bayangkan:  setelah bergelut dengan angka-angka dan rumus statistik,  para peserta kuliah, dosen, dan profesor-profesor  bersantai menikmati hidangan khas Aceh yang lezat.  Suasana makan siang bersama tersebut bukan sekadar makan biasa.  Ia menjadi ajang pertukaran ide,  kolaborasi antar peserta,  dan  percakapan informal  yang hangat dengan para profesor, termasuk Ketua Prodi S3.  

Salah seorang peserta kuliah yang paling berkesan adalah Ridwan, S.Pd.I., MA., M.Pd.,  mahasiswa program doktor (S3) Kelas Kerjasama AGPAI dengan Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh yang berasal dari Aceh Jaya dan juga menjabat sebagai Kepala SMP Swasta Darun Nizham.  Ia mengaku terinspirasi untuk terus berinovasi dalam dunia pendidikan setelah mengikuti kuliah tersebut.  "Kuliah ini bukan hanya memberikan saya pengetahuan tentang statistik pendidikan, tetapi juga inspirasi untuk terus belajar dan berkreasi,"  ungkap Ridwan.  "Suasana kuliah yang spektakuler,  diselingi dengan shalat berjamaah dan makan siang bersama,  membuat kuliah ini menjadi pengalaman yang sangat berkesan dan menyenangkan.  Saya merasa terdorong untuk  terus mengembangkan diri dan  menerapkan ilmu yang saya peroleh untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah saya." 

Lebih lanjut Ridwan menambahkan, “Kuliah ini sangat nyaman dan menyenangkan, memadukan tugas publikasi artikel dengan kolaborasi yang berkelas.  Bisa bercengkrama langsung dengan dosen-dosen dan profesor lainnya, sungguh berharga.”  Ia juga menyebutkan beberapa menu khas Aceh yang disajikan,  antara lain sambal udang, Ayam tengkurap, dan Kuah Beulangong Raja,  menambah kenangan indah selama mengikuti kuliah tersebut. 

Kisah Ridwan mencerminkan  semangat dan  inovasi yang diilhami oleh kuliah  yang tidak biasa ini.  Kuliah Evaluasi dan Statistik Pendidikan di UIN Ar-Raniry tidak hanya mengajarkan tentang angka-angka, tetapi juga mengajarkan tentang kolaborasi,  inovasi,  dan pentingnya  menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan inspiratif.  Ini adalah bukti nyata bahwa pendidikan yang berkualitas tidak harus selalu kaku dan membosankan,  tetapi dapat dikemas dengan cara yang kreatif dan menarik,  sehingga mampu memotivasi peserta didik untuk terus belajar, berkreasi, dan berinovasi,  sekaligus  mengembangkan potensi mereka secara optimal.  Suksesnya kuliah ini  menunjukkan  potensi besar  UIN Ar-Raniry  dalam  mengembangkan  pendidikan  yang  berkualitas dan  inspiratif.  Semoga  model  kuliah  yang  unik  dan  menyenangkan  ini  dapat  diadopsi  oleh  lembaga  pendidikan  lainnya,  sehingga  dunia pendidikan  di  Indonesia  semakin  semangat dan inovatif.