Total Tayangan Halaman
Jumat, 19 September 2025
Sabtu, 13 September 2025
Rahasia Lolos Seminar Proposal: Kiat Jitu dari Dr. Sehat yang Mengilhami Mahasiswa Program Doktoral

Salah satu kunci sukses yang diajarkan Dr. Sehat adalah menentukan topik disertasi yang sesuai dengan passion dan kemampuan mahasiswa. "Jangan memaksakan diri untuk memilih topik yang rumit atau di luar kemampuan kita," kata Ridwan menirukan pesan Dr. Sehat. "Topik yang menarik dan kita kuasai akan memudahkan proses penelitian dan penulisan." Lebih lanjut, Dr. Sehat memberikan panduan praktis tentang penyusunan kerangka proposal. Ia menekankan pentingnya struktur yang logis dan sistematis, sehingga proposal mudah dipahami dan dinilai oleh tim penguji. "Beliau mengajarkan kami bagaimana menyusun bab pendahuluan yang menarik perhatian, bagaimana merumuskan rumusan masalah yang jelas dan terukur, serta bagaimana merancang metodologi penelitian yang sesuai dengan objek dan jenis penelitian," tambah Ridwan.
Teknik penulisan yang diajarkan Dr. Sehat juga sangat praktis dan mudah diterapkan. Ia menekankan pentingnya penulisan yang lugas, jelas, dan ringkas, tanpa meninggalkan aspek ilmiah. "Beliau mengajarkan kami bagaimana menghindari penggunaan bahasa yang berbelit-belit, serta bagaimana menyajikan data dan temuan penelitian secara sistematis dan mudah dipahami," jelas Ridwan. Yang paling penting, Dr. Sehat juga membiasakan mahasiswanya untuk melakukan riset literatur secara intensif. "Beliau selalu menekankan agar kita menguasai literatur terkait topik disertasi, baik dari jurnal ilmiah, buku, maupun sumber lain yang kredibel," ujar Ridwan. "Penguasaan literatur yang kuat akan memperkuat landasan teori dan argumentasi dalam proposal disertasi."
Tidak hanya itu, Dr. Sehat juga memberikan bimbingan personal kepada mahasiswanya. Ia selalu menyediakan waktu untuk mendiskusikan kendala dan kesulitan yang dihadapi mahasiswa dalam proses penulisan proposal. "Beliau sangat sabar dan selalu memberikan motivasi kepada kami," ungkap Ridwan dengan penuh rasa hormat. "Saya merasa sangat terbantu dengan bimbingan Dr. Sehat. Beliau tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan, tetapi juga memberikan semangat dan motivasi. Berkat bimbingan beliau, saya akhirnya bisa menyelesaikan proposal disertasi dan berhasil lolos seminar," kata Ridwan dengan penuh syukur.
Kesuksesan Ridwan dalam meloloskan proposal disertasinya menjadi inspirasi bagi mahasiswa S3 lainnya di UIN Ar-Raniry. Kisah ini membuktikan bahwa dengan bimbingan dosen yang tepat, metodologi penulisan yang efektif, dan usaha yang gigih, rintangan dalam meraih gelar doktor dapat diatasi. Perkuliahan bersama Dr. Sehat tidak hanya sekadar transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga transfer semangat dan motivasi untuk mencapai kesuksesan akademik. Pengalaman Ridwan ini menjadi bukti nyata bahwa kesuksesan bukan hanya soal bakat, tetapi juga tentang strategi, bimbingan, dan kerja keras yang konsisten. Ia berharap agar kisah ini dapat menginspirasi mahasiswa S3 lainnya untuk tidak patah semangat dalam menghadapi tantangan penulisan proposal disertasi. Menurutnya, dengan persiapan yang matang dan bimbingan dari dosen yang berpengalaman, kesuksesan bukanlah hal yang mustahil.
Rahasia Menulis Jurnal Sinta 2: Kiat Sukses dari Profesor Jarjani Alumni Eropa
Fenomena Meningkatnya Permintaan Publikasi Jurnal Sinta 2. Perkembangan dunia akademik di Indonesia tak lepas dari tuntutan peningkatan kualitas publikasi ilmiah. Jurnal Sinta 2, sebagai salah satu tolok ukur kualitas jurnal nasional, menjadi incaran dosen, peneliti, dan mahasiswa pascasarjana. Persaingan mempublikasikan karya ilmiah di jurnal bereputasi ini semakin ketat, menciptakan fenomena unik di perguruan tinggi: lomba menulis yang diwarnai tantangan dan inovasi. Banyak dosen dan mahasiswa rela meluangkan waktu dan tenaga ekstra demi mencapai target publikasi di jurnal Sinta 2, baik untuk memenuhi persyaratan kenaikan pangkat, akreditasi program studi, maupun sekadar meningkatkan reputasi akademik.




Sabtu, 21 Juni 2025
Inspirasi Menggali Potensi Data: Evaluasi dan Statistik Para Praktisi Pendidikan di Pascasarjana UIN Ar-Raniry Dorong Inovasi Sekolah di Serambi Mekkah

Presentasi pertama oleh Hayail Umroh, S.Pi., M.Pi. (Dosen Unmuha Banda Aceh), fokus pada fondasi statistik pendidikan: korelasi dan regresi. Dengan penjelasan yang lugas dan ilustrasi yang relevan, Hayail menekankan pentingnya memahami hubungan antar variabel. “Korelasi menunjukkan seberapa erat hubungan antara dua variabel, sedangkan regresi mengkaji bagaimana perubahan pada satu variabel mempengaruhi variabel lainnya,” jelasnya. Ia memberikan contoh konkret bagaimana korelasi antara kehadiran siswa dan nilai ujian dapat dikaji, dan bagaimana regresi dapat memprediksi nilai ujian berdasarkan kehadiran siswa. Lebih lanjut Hayail menjelaskan perbedaan krusial antara data nominal, ordinal, dan interval, tiga tipe data dasar dalam penelitian pendidikan. Data nominal mengklasifikasikan data ke dalam kategori (misal: jenis kelamin), ordinal menunjukkan peringkat (misal: tingkat kepuasan), sedangkan interval memiliki jarak yang sama antara setiap angka tetapi tanpa titik nol absolut (misal: suhu Celcius). Pemahaman perbedaan ini, tegasnya, sangat penting dalam memilih teknik analisis statistik yang tepat.
Pertanyaan-pertanyaan cerdas bermunculan dari para peserta. Ahlul Fikri, S.Pd.I., M.Pd (Kepala SMA Aceh Besar), menganalisis hubungan korelasi dan regresi. Hayail dengan sabar menjelaskan bahwa korelasi menunjukkan adanya hubungan, sementara regresi mengukur kekuatan dan arah hubungan tersebut serta memungkinkan prediksi. Diana, S.Pd.I., M.Pd (Kepala SDN 31 Banda Aceh), penasaran bagaimana regresi dapat memprediksi sesuatu dengan baik. Hayail menjawab bahwa akurasi prediksi regresi bergantung pada kekuatan korelasi dan kualitas data. Semakin kuat korelasi dan semakin akurat data, semakin baik prediksi yang dihasilkan. Nazaruddin, S.Pd.I., MA (Kepala SMN 1 Kuta Cot Glie Aceh Besar), mengajukan pertanyaan yang lebih aplikatif: Bagaimana metode atau strategi meningkatkan prestasi belajar siswa? Hayail menyarankan analisis penggunaan regresi untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang melemahkan kuatnya prestasi belajar, seperti kehadiran, motivasi belajar, dan dukungan orang tua, sehingga intervensi yang tepat sasaran dapat dirancang.
Presentasi kedua oleh Musiarifsyah Putra, S.Pd., M.Pd (Asesor), membahas uji ANOVA (Analysis of Variance). Musiarifsyah dengan mahir menjelaskan prinsip ANOVA dalam membandingkan rata-rata dari dua atau lebih kelompok. Ia memberikan contoh bagaimana ANOVA dapat digunakan untuk membandingkan efektivitas berbagai metode pembelajaran terhadap prestasi siswa. Penjelasannya yang sistematis dan mudah dipahami membuat peserta semakin antusias.
Ridwan, S.Pd.I., MA., M.Pd, mengajukan pertanyaan yang menantang: bagaimana penggunaan ANOVA pada penelitian yang melibatkan model belajar, jenis kelamin, dan kemampuan guru, serta bagaimana melihat hasil belajar di berbagai sekolah? Musiarifsyah menjawab bahwa ANOVA dapat digunakan untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap prestasi belajar, dengan mempertimbangkan interaksi antar faktor. Analisis hasil belajar di berbagai sekolah memerlukan teknik statistik yang lebih kompleks, seperti ANOVA dua arah atau model linear umum. Maqfirah, S.Pd.I., MA, menanyakan penggunaan pre-test dan post-test dalam konteks ANOVA. Musiarifsyah menjelaskan bahwa pre-test dan post-test dapat digunakan untuk mengukur perubahan hasil belajar setelah intervensi, dan ANOVA dapat digunakan untuk menganalisis signifikansi perubahan tersebut.
Presentasi terakhir disampaikan oleh Nazaruddin, S.Pd.I., MA, yang membahas uji-t dan Chi-kuadrat. Uji-t digunakan untuk membandingkan rata-rata dua kelompok, sedangkan Chi-kuadrat digunakan untuk menguji hubungan antara dua kategori variabel. Nazaruddin memberikan contoh praktis penerapan kedua uji statistik ini dalam penelitian pendidikan.
Salah seorang peserta, Ridwan, S.Pd.I., MA., M.Pd., mengungkapkan inspirasi yang ia dapatkan. “Materi korelasi, regresi, ANOVA, uji-t, dan Chi-kuadrat sangat bermanfaat untuk penelitian pengembangan inovasi sekolah,” ujarnya. "Saya terinspirasi untuk menerapkan analisis data statistik dengan lebih tepat dalam merumuskan kebijakan sekolah yang efektif dan berdampak bagi kemajuan bangsa." Senada dengan Ridwan, banyak peserta lain mengaku termotivasi untuk lebih mendalami statistik dan menerapkannya dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah masing-masing.
Mata kuliah Evaluasi dan Statistik Pendidikan di UIN Ar-Raniry Banda Aceh ini bukanlah sekedar transfer ilmu. Lebih dari itu, kuliah ini menjadi wadah untuk membangkitkan semangat inovasi dan mempertajam kemampuan memprediksi arah kebijakan sekolah. Dengan pemahaman yang baik tentang statistik, para kepala sekolah dan pendidik di Aceh dapat menggunakan data sebagai dasar pengambilan keputusan, sehingga tercipta lingkungan belajar yang lebih efektif dan menghasilkan generasi penerus bangsa yang cerdas dan kompetitif. Inilah bukti nyata bagaimana pendidikan tinggi dapat berkontribusi langsung dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia. Semoga semangat inovasi yang tercipta dalam perkuliahan ini dapat menyebar luas dan menginspirasi lebih banyak lagi pendidik di seluruh Indonesia untuk selalu berinovasi dan memajukan dunia pendidikan.
Jumat, 13 Juni 2025
Aroma Kopi Khas Aceh dan Revolusi Pendidikan Inklusi di Resto Paopia Garden Banda Aceh; Semangat Ilmiah Serasa di Tengah Kebun Kopi Aceh
Banda Aceh, Aceh - Aroma kopi robusta Aceh yang pekat, harum, dan sedikit pahit, bercampur dengan semilir angin rasa pegunungan dan beground kebun, menjadi latar belakang tak terduga bagi sebuah revolusi kecil namun berdampak besar: Program Doktoral S3 Mata Kuliah Pendidikan Inklusi (13-06-2025). Bukan di ruang kuliah yang steril dan formal, melainkan di Resto Paopia Garden Pango, Banda Aceh, sebuah tempat yang dikenal dengan cita rasa kulinernya yang unik, terselenggara kuliah Pendidikan Inklusi kelas AGPAI bekerja sama dengan Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Suasana belajar yang dirancang sedemikian rupa, dengan desain ruangan empat dimensi yang dihiasi gambar biji kopi memenuhi dinding dan plafon, menciptakan ilusi menakjubkan – seakan-akan para mahasiswa tengah belajar di tengah hamparan kebun kopi yang luas di pegunungan Aceh. Sebuah inovasi yang tidak hanya menyegarkan, tetapi juga memberikan inspirasi yang mendalam.

Suasana kuliah yang dirancang santai dan nyaman, jauh dari protokol akademik yang kaku, justru memungkinkan terjadinya diskusi yang mendalam dan bermakna. Para peserta merasa bebas untuk mengekspresikan ide-ide mereka, berbagi pengalaman, dan belajar dari satu sama lain. Hal ini membangun iklim kepercayaan dan kolaborasi yang sangat penting dalam menciptakan perubahan di dunia pendidikan.
Dua presentasi draf artikel menjadi pusat perhatian dalam kuliah ini. Siti Halimah, S.Pd.I., M.Pd., Kepala SD Neusok Teubilui Aceh Besar, yang menyajikan draf artikel hasil penelitian lapangannya di SD Islam Karakter Harsya Jilingke Banda Aceh. Penelitiannya yang fokus pada interaksi sosial anak berkebutuhan khusus bukan hanya sekadar data dan angka, melainkan sebuah kisah yang sangat mengugah hati. Presentasinya yang spektakuler dan berisi gambaran miris tentang bagaimana anak-anak berkebutuhan khusus seringkali ditolak oleh sekolah umum, menciptakan gema pertanyaan penting: di mana mereka harus belajar, dan dengan siapa?
Siti Halimah dengan lantang mempertanyakan paradigma pendidikan yang masih eksklusif. "Hanya guru istimewa yang menerima anak istimewa," ungkapnya, suara yang menggema di ruangan. Ia mengangkat isu kritis tentang sekolah luar biasa (SLB) yang seringkali dianggap sebagai satu-satunya tempat bagi anak berkebutuhan khusus. Apakah kita benar-benar yakin bahwa sekolah umum hanya untuk anak-anak "normal"? Apakah kita menginginkan sistem pendidikan yang memisahkan anak-anak berdasarkan kemampuan mereka, padahal sejatinya kebutuhan dan potensi masing-masing individu beragam? Bukankah kita semua akan mengalami perubahan fisik dan mental seiring waktu? Mengapa tidak semua sekolah membuka pelukan untuk melayani kebutuhan peserta didik yang beragam? Pertanyaan-pertanyaan ini terus bergema, menantang para pendengar untuk merenungkan peran mereka dalam membangun sistem pendidikan yang benar-benar inklusif.
Suasana kuliah yang hangat dan interaktif terus berlanjut. Diskusi yang terbuka dan tanpa hambatan menciptakan ruang bagi para peserta untuk berbagi pengalaman, mengungkapkan tantangan yang mereka hadapi, dan mendapatkan inspirasi dari satu sama lain. Para peserta, yang berasal dari berbagai latar belakang dan wilayah, menunjukkan komitmen mereka untuk bekerja sama dalam memajukan pendidikan inklusif di Aceh.
Sebuah pemandangan yang menggembirakan seluruh peserta tunjuk tangan terangkat hampir bersamaan, menunjukkan betapa antusiasnya mereka untuk berpartisipasi aktif dalam sesi tanya jawab. Hujan tangan terangkat bersamaan! Semua peserta berlomba-lomba untuk bertanya, menunjukkan antusiasme yang luar biasa terhadap materi yang disampaikan. Kelas pun berubah menjadi ajang diskusi yang seru dan meriah.
Salah satu peserta, Ridwan, S.Pd.I., MA., M.Pd., mengungkapkan perasaannya setelah mengikuti kuliah tersebut. "Saya merasa haru dan terinspirasi," ujarnya. "Kuliah ini bukan hanya memberikan pengetahuan baru, tetapi juga mengugah semangat saya untuk terus berkreasi dan berinovasi dalam memberikan pelayanan prima kepada peserta didik inklusi. Pendidikan inklusif bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga tanggung jawab kita bersama untuk kemajuan bangsa dan negeri."
Kuliah S3 Pendidikan Inklusif di Resto Paopia Pango lebih dari sekadar acara akademik. Ini adalah sebuah gerakan, sebuah seruan untuk menciptakan perubahan nyata. Aroma kopi Aceh yang khas bukan hanya menyertai proses belajar, tetapi juga melambangkan harapan dan cita-cita yang tinggi: sebuah Indonesia yang lebih inklusif, di mana setiap anak, terlepas dari kebutuhan khususnya, memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berprestasi. Inisiatif ini menjadi bukti nyata bahwa perubahan bisa dimulai dari ruangan kecil, dengan semangat yang besar untuk membangun generasi masa depan yang lebih adil dan berkeadilan. Semoga ini menjadi inspirasi bagi lembaga pendidikan lainnya untuk mengulangi inisiatif yang luar biasa ini.
Selasa, 03 Juni 2025
Sensasi di Negeri Serambi Mekkah: Kuliah Statistik Pendidikan yang "Heboh", Unik, dan Inspiratif!
Ahlul Fikri menekankan pentingnya desain tes yang baik, menjelaskan secara detail bagaimana membuat pengecoh (distractor) yang efektif – minimal berfungsi 5% – dan bagaimana menghitung daya pembeda butir soal. Ia menggambarkannya bagai seni, bagaimana merangkai butir-butir soal sedemikian rupa agar mampu membedakan siswa yang memiliki pemahaman tinggi dengan siswa yang pemahamannya masih rendah. Rumus menghitung daya pembeda – dua kali jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar dikurangi jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar, dibagi jumlah keseluruhan siswa – yang terlihat kompleks, disajikan dengan cara yang sederhana dan aplikatif. Peserta kuliah pun antusias bertanya, memperlihatkan betapa terpesonanya mereka dengan materi yang disampaikan.
Sesi berikutnya, yang dibawakan oleh Maqfirah, S.Pd.I., MA, berfokus pada distribusi dan frekuensi data. Maqfirah, dengan gaya penyampaian yang sistematis dan terstruktur, menjelaskan secara gamblang konsep distribusi frekuensi, cara membuat tabel distribusi frekuensi, dan bagaimana menginterpretasikan data tersebut. Ia tidak hanya berhenti di rumus-rumus statistik, tetapi juga menekankan pentingnya visualisasi data. Dengan diagram batang, histogram, dan poligon frekuensi, ia memperlihatkan bagaimana data statistik bisa “berbicara” dengan sendirinya, memperlihatkan tren dan pola yang tersembunyi di balik angka-angka. Maqfirah juga menjelaskan secara detil bagaimana menghitung panjang kelas dan mengidentifikasi kelas terbesar dalam distribusi frekuensi, membuka jalan bagi para peserta untuk melakukan analisis data yang lebih mendalam dan komprehensif.
Namun, kejutan terbesar dari kuliah ini bukanlah hanya pada materi yang disampaikan, tetapi juga pada cara penyampaian dan suasana yang tercipta. Kuliah yang intens dan mendalam ini diselingi oleh jeda shalat berjamaah dan makan siang bersama di restoran Cut Mun Lamnyong, sebuah restoran terbuka yang indah dengan pemandangan alam Banda Aceh yang menawan. Bayangkan: setelah bergelut dengan angka-angka dan rumus statistik, para peserta kuliah, dosen, dan profesor-profesor bersantai menikmati hidangan khas Aceh yang lezat. Suasana makan siang bersama tersebut bukan sekadar makan biasa. Ia menjadi ajang pertukaran ide, kolaborasi antar peserta, dan percakapan informal yang hangat dengan para profesor, termasuk Ketua Prodi S3.
Salah seorang peserta kuliah yang paling berkesan adalah Ridwan, S.Pd.I., MA., M.Pd., mahasiswa program doktor (S3) Kelas Kerjasama AGPAI dengan Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh yang berasal dari Aceh Jaya dan juga menjabat sebagai Kepala SMP Swasta Darun Nizham. Ia mengaku terinspirasi untuk terus berinovasi dalam dunia pendidikan setelah mengikuti kuliah tersebut. "Kuliah ini bukan hanya memberikan saya pengetahuan tentang statistik pendidikan, tetapi juga inspirasi untuk terus belajar dan berkreasi," ungkap Ridwan. "Suasana kuliah yang spektakuler, diselingi dengan shalat berjamaah dan makan siang bersama, membuat kuliah ini menjadi pengalaman yang sangat berkesan dan menyenangkan. Saya merasa terdorong untuk terus mengembangkan diri dan menerapkan ilmu yang saya peroleh untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah saya."
Lebih lanjut Ridwan menambahkan, “Kuliah ini sangat nyaman dan menyenangkan, memadukan tugas publikasi artikel dengan kolaborasi yang berkelas. Bisa bercengkrama langsung dengan dosen-dosen dan profesor lainnya, sungguh berharga.” Ia juga menyebutkan beberapa menu khas Aceh yang disajikan, antara lain sambal udang, Ayam tengkurap, dan Kuah Beulangong Raja, menambah kenangan indah selama mengikuti kuliah tersebut.
Kisah Ridwan mencerminkan semangat dan inovasi yang diilhami oleh kuliah yang tidak biasa ini. Kuliah Evaluasi dan Statistik Pendidikan di UIN Ar-Raniry tidak hanya mengajarkan tentang angka-angka, tetapi juga mengajarkan tentang kolaborasi, inovasi, dan pentingnya menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan inspiratif. Ini adalah bukti nyata bahwa pendidikan yang berkualitas tidak harus selalu kaku dan membosankan, tetapi dapat dikemas dengan cara yang kreatif dan menarik, sehingga mampu memotivasi peserta didik untuk terus belajar, berkreasi, dan berinovasi, sekaligus mengembangkan potensi mereka secara optimal. Suksesnya kuliah ini menunjukkan potensi besar UIN Ar-Raniry dalam mengembangkan pendidikan yang berkualitas dan inspiratif. Semoga model kuliah yang unik dan menyenangkan ini dapat diadopsi oleh lembaga pendidikan lainnya, sehingga dunia pendidikan di Indonesia semakin semangat dan inovatif.
Jumat, 30 Mei 2025
Integrasi Tafsir Klasik dan Kontemporer di Bumi Serambi Mekkah: Ketika Inspirasi Inovasi Didendangkan Telaah As-Sajadah, Pendidikan Karakter Sampai Problem Solving dalam Kuliah S3 UIN Ar-Raniry
Banda Aceh, Aceh - Udara Pagi berhembus lembut, membelai lembut suasana diskusi yang khas, seakan ikut menyambut simfoni ilmu yang tengah tercipta di ruang rapat Direktur Pascasarjana UIN Ar-Raniry (31-05-2025). Kuliah S3 Metode Tafsir dan Hadits Tarbawi bersama Prof. Sri Suyanta bukanlah sekedar kuliah biasa; ia adalah sebuah perhelatan intelektual yang menyebarkan benang-benang kearifan masa lampau dengan realita zaman modern, sebuah percakapan antar generasi yang mengalun indah bagai syair-syair sufi.
Ruangan yang biasanya hening, kini dipenuhi gema diskusi, terang benderang oleh cahaya layar presentasi yang elegan. Bukan sekadar presentasi Power Point biasa, melainkan sebuah karya seni digital yang interaktif, seolah-olah sebuah aplikasi canggih yang hidup dan bernapas. Ridwan, S.Pd.I., MA., M.Pd, Kepala SMP Swasta Darun Nizham Aceh Jaya, dengan mahir mengendalikannya, mengajak para peserta kuliah berkelana di samudra luas Surat As-Sajadah. Artikelnya, yang telah dikirimkan ke sebuah jurnal ilmiah, kini dipaparkan bukan sekadar sebagai makalah presentasi, melainkan sebagai sebuah perjalanan penemuan.
Ridwan, bagai seorang penyair ulung, membahas Surat As-Sajadah dengan begitu syahdu. Ia menyingkap tabir ayat demi ayat, menghidupkan makna yang tersembunyi di balik setiap kata. PPT-nya bukan sekadar alat bantu visual, tetapi sebuah jendela yang membuka pandangan ke berbagai tafsir, dari tafsir Ibnu Katsir yang klasik dan agung hingga tafsir Al-Misbah yang kontemporer dan relevan. Ia menjembatani jurang antara masa lalu dan masa kini, menampilkan bagaimana kearifan klasik dapat menjawab tantangan zaman modern. Bukan hanya teori yang disajikan, tetapi juga implementasinya di lapangan, sebuah pengupasan kalimat demi kalimat yang tajam dan menggema, bagaikan kalimat ukiran-ukiran halus di atas batu permata.
Selanjutnya Ibu Fetti Elliyani, S.Pd.I., MA, Kepala SD Negeri Lamreung Aceh Besar, membawa hadirin pada dimensi lain dari simfoni ilmu ini. Ia berbicara tentang "Kejujuran sebagai Pondasi Pendidikan Karakter," suaranhya menggelegar membawa pesan yang begitu kuat dan menyentuh. Penyajiannya bukan sekedar konseptualisasi teoritis, melainkan sebuah renungan mendalam tentang nilai-nilai luhur, bagai sebuah syair tentang bagaimana kejujuran, seperti embun pagi yang menyegarkan, mampu menghidupkan lahan kering karakter pendidikan. Ia mengajak semua yang hadir untuk memikirkan betapa pentingnya kebenaran sebagai fondasi yang kokoh bagi generasi mendatang, sebuah karakter yang tak terlupakan di zaman.
Nazaruddin, S.Pd.I., MA., Kepala SMA Negeri 1 Cot Glie Aceh Besar, menyempurnakan simfoni ini dengan presentasinya tentang "Pemecahan Masalah dalam Perspektif Hadits." Ia membuka lembaran-lembaran hikmah dari hadits Nabi SAW, menunjukkan betapa hadits bukan sekadar kumpulan cerita masa lalu, tetapi sebuah panduan praktis yang relevan untuk menghadapi berbagai masalah kehidupan. Ia menjelajahi lautan hadits, mencari mutiara-mutiara hikmah yang dapat menjadi solusi bagi problematika modern, sebuah peta jalan yang menuntun manusia menuju solusi yang bijak dan mengarah.
Puncak simfoni ini tiba saat sesi tanya jawab. Para peserta kuliah, dengan antusiasme yang membara, mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis yang sarat makna. Pertanyaan-pertanyaan ini bukan sekedar interupsi, melainkan nada-nada yang melengkapi simfoni, memperkaya kekayaan intelektual yang tengah dijalin.
Diana Safitri, S.Pd.I., M.Pd, mengungkapkan keresahannya tentang Surat As-Sajadah ayat 32:30, mengapa ada beberapa ayat seakan terlupakan dalam kajian tematik. Ia juga menganalisis bagaimana mengkonfirmasi hadits yang belum termaktub dan bagaimana menyelaraskan pemahaman hati dengan realisasi tindakan. Pertanyaannya bagaikan sebuah pertanyaan puitis, mengajak hadirin untuk memikirkan keselarasan antara niat dan perbuatan.
Syarifah Musanna, S.Pd.I., MA, mengajukan pertanyaan kritis mengenai pendidikan karakter. Ia merenungkan bagaimana teks Al-Qur'an menyelaraskan dengan realita kehidupan, serta bagaimana mengukur kebenaran dalam konteks sistem yang kompleks, di mana hati dan realita seringkali berbenturan. Pertanyaannya menggemakan dilema yang dihadapi banyak pendidik dalam mewujudkan pendidikan berkarakter yang efektif.
Muhammad Yani, S.Pd.I., MA, Fokus mencari ayat yang secara khusus membahas tentang keimanan sejati, memahami persepsi antara ucapan dan tindakan, serta tantangan membangun kejujuran dalam lingkup keluarga dan lembaga. Pertanyaannya merupakan sebuah refleksi mendalam tentang esensi keimanan dan bagaimana menerjemahkannya dalam kehidupan nyata.
Ahlul Fikri, S.Pd.I., M.Pd, mengajukan pertanyaan yang komprehensif, segmen empat subtema—Tauhid, ilmu dan akal, akhlak dan karakter, kepemimpinan dan dakwah—dengan problematika yang menimpa Nabi Muhammad SAW dalam berbagai konteks kehidupan. Pertanyaannya seperti sebuah orkestrasi yang sempurna, mengarahkan diskusi pemahaman menuju yang utuh dan holistik tentang ajaran Islam.
Jawaban Prof. Sri Suyanta, bagai irama yang mengiringi simfoni, membimbing peserta kuliah untuk berpikir kritis dan kreatif. Ia tidak hanya memberikan jawaban yang lugas dan akurat, tetapi juga mampu mengilhami setiap pertanyaan dengan wawasan yang mendalam, bagaikan maestro yang memimpin orkestra ilmu pengetahuan.
Kuliah S3 Metode Tafsir dan Hadits Tarbawi ini bukan sekedar acara akademik; ia adalah sebuah perjalanan spiritual yang menggetarkan, sebuah simfoni ilmu yang menebar inspirasi dan semangat untuk terus menggali khazanah keilmuan Islam. Ia membuktikan bagaimana ilmu agama dapat menyatu dengan kehidupan sehari-hari, membimbing manusia menuju kehidupan yang lebih baik, dipenuhi dengan kejujuran, kearifan, dan keimanan yang teguh. Di negeri Serambi Mekkah, simfoni ilmu ini telah melampaui batas ruang dan waktu, menebar benih-benih kebaikan yang akan terus tumbuh dan berkembang.
Minggu, 25 Mei 2025
Rahasia Angket Sakti: Mengungkap Validitas dan Reliabilitas di Gedung Pascasarjana dan Tasyakur Bersama di Tengah Alam Banda Aceh
Kuliah yang memikat perhatian ini berpusat pada presentasi Ahlul Fikri, S.Pd.I., MA, yang dengan piawai mengupas pentingnya reabilitas dan validitas instrumen, khususnya angket, dalam penelitian pendidikan. Presentasi Ahlul Fikri bukan sekadar deretan rumus dan teori statistik yang kering. Ia berhasil menghidupkan materi yang seringkali dianggap membosankan menjadi sebuah petualangan intelektual yang menarik. Bayangkan, menemukan "rahasia" di balik angka-angka yang dapat menentukan kualitas suatu penelitian!
Ahlul Fikri, dengan lugas dan sistematis, memaparkan konsep reabilitas dan validitas. Reliabilitas, menurutnya, merupakan kunci konsistensi pengukuran. Sebuah instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang konsisten meskipun digunakan berulang kali atau oleh peneliti yang berbeda. Sedangkan validitas memastikan bahwa instrumen tersebut benar-benar mengukur apa yang ingin diukur. Bayangkan sebuah mistar yang bengkok, mungkin masih bisa menunjukkan angka, tetapi hasilnya tidak valid!
Lebih jauh lagi, Ahlul Fikri menjelaskan teknik-teknik praktis untuk menguji reabilitas dan validitas test. Ia mengungkapkan rumus-rumus yang tampaknya rumit, namun dijelaskan dengan penjelasan yang mudah dipahami. Misalnya, untuk menentukan tingkat kesukaran soal, Ahlul Fikri menjelaskan bagaimana menghitung perbandingan jumlah siswa yang menjawab benar dengan jumlah siswa keseluruhan. Angka yang ideal, menurutnya, berada di kisaran 0,03 hingga 0,07 – angka-angka yang menyimpan "kode rahasia" kesuksesan sebuah penelitian.
Selain tingkat kesukaran, Ahlul Fikri juga mengupas daya beda soal. Ia menjelaskan bahwa daya beda soal diukur dari selisih jumlah siswa yang menjawab benar dan siswa yang menjawab salah, dibagi dengan jumlah siswa. Suatu soal dikatakan memiliki daya beda yang baik jika angkanya berada dalam rentang 0,39 ke atas. Penjelasan ini membuka mata para mahasiswa tentang pentingnya merancang soal yang mampu membedakan siswa yang berprestasi tinggi dengan siswa yang berprestasi rendah.
Tak berhenti di situ, Ahlul Fikri juga menekankan pentingnya homogenitas pengecoh. Ia menjelaskan bahwa pengecoh dalam suatu angket harus homogen, artinya memiliki daya tarik yang seimbang, dengan angka ideal di sekitar 0,05. Hal ini memastikan bahwa pilihan jawaban yang salah tidak terlalu mudah atau terlalu sulit untuk dipilih, sehingga hasil pengukuran menjadi lebih akurat.
Sesi tanya jawab yang dipandu oleh Dr. Duskri menjadi puncak acara. Para mahasiswa, terlihat begitu antusias, mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis dan mendalam. Diana, S.Pd.I., M.Pd., misalnya, menunjukkan keseriusannya dengan menanyakan bagaimana menentukan validitas dan reabilitas angket penelitiannya. Pertanyaan-pertanyaan seperti ini, menunjukkan betapa pentingnya materi ini bagi para calon peneliti.
Salah seorang peserta, Ridwan, S.Pd.I., MA., M.Pd., mengungkapkan kekagumannya. Ia mengaku terinspirasi dengan penajaman kajian validitas dan reabilitas angket yang dianggapnya paling eklusif. “Penjabarannya begitu detail dan praktis,” ujar Ridwan. “Sekarang saya punya pandangan yang lebih jelas dan percaya diri dalam merancang instrumen penelitian saya.”
Namun, keunikan kuliah ini tak berhenti di ruang kuliah. Sebagai penutup, para peserta diajak untuk menikmati makan siang bersama di Restoran Kak Cut Bit, Blang Bintang. Suasana alam terbuka dengan pemandangan yang indah, menjadi latar yang sempurna untuk pertemuan santai dan menyenangkan. Di tengah suasana yang rileks, para peserta bisa berdiskusi lebih lanjut tentang materi kuliah, saling berbagi pengalaman, dan membangun jejaring keilmuan.
Kuliah Teknik Evaluasi dan Statistik Pendidikan bersama Prof. Jamaludin dan Dr. Duskri, bukan hanya sekadar transfer ilmu statistik, tetapi juga sebuah pengalaman belajar yang menyenangkan dan berkesan. Perpaduan antara kajian akademis yang mendalam dengan suasana alam yang menyegarkan, membuat kuliah ini menjadi unik dan tak terlupakan. Semoga inisiatif menarik seperti ini dapat terus dilakukan untuk menciptakan proses belajar yang lebih efektif dan menyenangkan bagi para mahasiswa.